Perang Rusia Vs Ukraina

Militer AS Diam-diam Datangkan Peluru Artileri dari Israel ke Ukraina

Militer AS menguras gudang peluru artileri di Israel dan mengirimkannya ke Ukraina yang kehabisan stok munisi tempur.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
JACK GUEZ / AFP
Tentara Israel menembakkan howitzer self-propelled 155mm ke Jalur Gaza dari posisi mereka di sepanjang perbatasan dengan kantong Palestina pada 16 Mei 2021. 

TRIBUNJOGJ.COM, MOSKOW - Militer AS memasok Ukraina dengan ratusan ribu peluru artileri yang ditarik dari stok gudang peluru di Israel.

Berita ini pertama kali dipublikasikan media The New York Times. Pentagon dilaporkan berusaha keras menemukan stok amunisi karena pasukan Ukraina terus menghabiskan persenjataan mereka.

Pentagon telah mengambil dari tumpukan amunisi Amerika yang sangat banyak tetapi sedikit diketahui di Israel untuk membantu memenuhi kebutuhan mendesak Ukraina.

Times melaporkan pada Selasa (17/1/2023), mengutip beberapa pejabat Israel dan Amerika yang tidak disebutkan namanya.

Meskipun tidak jelas kapan kesepakatan itu dicapai, Israel telah setuju untuk mengizinkan Washington mengambil sekitar 300.000 peluru 155 milimeter dari gudang di wilayahnya.

“Sekitar setengah dari 300.000 peluru yang ditujukan ke Ukraina telah dikirim ke Eropa dan pada akhirnya akan dikirim melalui Polandia,” tambah Times.

Baca juga: Jerman Kirim Howitzer ke Ukraina, Bulgaria Pasok Senjata Ringan dan Peluru

Baca juga: Polandia Akhirnya Akan Kirim Tank Leopard Buatan Jerman ke Ukraina

Stok peluru di Israel dimaksudkan untuk digunakan dalam operasi tempur Amerika di Timur Tengah yang Sebagian masih membara.

Pentagon terpaksa mencari pasokan senjata baru karena pasukan Ukraina dilaporkan menembakkan sekitar 90.000 peluru per bulan.

Jumlah ini dua kali lipat tingkat yang dihasilkan oleh gabungan Amerika Serikat dan Eropa.

AS telah mengirim atau mengesahkan pengiriman lebih dari satu juta peluru artileri kaliber 155 milimeter ke Ukraina sejak konflik dengan Rusia dimulai Februari lalu.

"Sebagian besar peluru ditarik dari inventaris yang ada di Korea Selatan dan Israel,” kata seorang pejabat senior AS kepada Times.

Pejabat Israel awalnya menyatakan keprihatinan tentang keputusan AS menguras gudang peluru di negara mereka.

Selain hal itu bisa menunjukkan Israel terlibat mempersenjatai Ukraina. Tapi pemerintah Israel akhirnya setuju dengan syarat Pentagon mengisi kembali Gudang peluru mereka.

Washington juga telah berjanji untuk segera mengirimkan persediaan amunisi dalam keadaan darurat yang dianggap parah itu.

Israel mempertahankan hubungan dengan Ukraina dan Rusia, dan telah berusaha untuk menjalin hubungan diplomatik antara dua negara yang berkonflik sejak pertempuran meletus tahun lalu.

Israel menawarkan untuk membantu menengahi pembicaraan damai dan memberikan bantuan kemanusiaan ke Kiev.

Di sisi lain, Israel menolak bergabung sekutu baratnya mempersenjatai Ukraina atau memberikan sanksi ekonomi Rusia.

Mereka khawatir tindakan bermusuhan seperti itu dapat merusak hubungan baiknya dengan Moskow.

Di bawah Presiden Joe Biden, AS telah mengesahkan sekitar $25 miliar bantuan militer langsung ke Kiev.

Baru-baru ini Washington setuju mengirim 50 kendaraan tempur infanteri Bradley dan berbagai senjata lainnya dalam paket senjata terbaru senilai $3 miliar.

Namun, pejabat Ukraina terus meminta perlengkapan tambahan, dan sekarang mendesak Washington dan sekutu Eropanya untuk mengirim tank tempur utama.

AS sejauh ini telah menolak permintaan tank. Paraa pemimpin militer dari Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina, termasuk anggota NATO, akan bertemu di Pangkalan Udara Ramstein Jerman pekan ini.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved