Kisah Pak Pong Seniman dan Pembuat Barongsai Yogyakarta: Dulu Sembunyi-sembunyi, Kini Laris Manis
Di usianya yang sudah tak muda lagi, pria yang akrab disapa Pak Pong ini mampu mencetak 24 kepala barongsai dalam sehari.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
"Pas dulu enggak berani, pawai saja harus lari. Pas zaman Gus Dur baru berani bebas. Laris manis. Jadi sempat sembunyi-sembunyi, zaman orde baru belum berani buat," kenangnya.
Produk barongsai yang ia buat dimulai dari ukuran mini untuk anaka-anak hingga ukuran dewasa.
Untuk barongsai berukuran mini bahannya murni dari kertas yang dicampur lem tepung kanji.
Kemudian untuk barongsai ukuran dewasa, bahannya masih sama namun ditambahkan rotan sebagai rangka agar kokoh.
Harga satu barongsai ukuran mini antara Rp70 ribu hingga Rp100 ribu.
"Kalau yang besar yang dewasa antara Rp5 juta hingga Rp6 juta," jelasnya.
Bahan bakunya hanya limbah kertas dan bulu domba.
Diakui Pak Pong untuk limbah kertas tersedia banyak.
Kalau untuk bulu dombanya yang menurutnya masih sulit.
"Di Jogja ndak ada (bulu dombanya). Harus datangkan dari Bandung sama Surabaya," ujarnya. (*)
Dari Restoran ke Akuaskap, Kisah Lozaz Andrean Bangun Lembah Aquatic |
![]() |
---|
Kisah Penjual Buku Bekas di Yogyakarta yang Tetap Bertahan Meski Tergilas Zaman Digital |
![]() |
---|
Kronologi Pembuatan Mural 'Reset Sistem' dan 'Awas Intel' di Yogyakarta hingga Akhirnya Dihapus |
![]() |
---|
Datangi Seniman Mural di Jokteng Wetan, Polresta Yogyakarta Bantah Adanya Intimidasi |
![]() |
---|
Koperasi Seniman di Jogja Inisiasi Pasar Merdeka, Bergulir di TBEG Akhir Pekan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.