Kisah Pak Pong Seniman dan Pembuat Barongsai Yogyakarta: Dulu Sembunyi-sembunyi, Kini Laris Manis
Di usianya yang sudah tak muda lagi, pria yang akrab disapa Pak Pong ini mampu mencetak 24 kepala barongsai dalam sehari.
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Muhammad Fatoni
Produksi barongsai miliknya menurun drastis dan sanggarnya sepi karena tak ada pentas di luar.
Kini sejak Agustus tahun lalu perlahan usahanya mulai bangkit kembali.
Sebanyak 60 seniman tergabung di sanggar Singa Mataram mulai mengisi pentas berbagai acara.
Mendekati perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini, produksinya juga semakin meningkat.
"Pentas juga sudah ramai. Ada sepuluh tempat. Itu pun sudah menolak, karena jamnya kan pas makan malam pentasnya," ungkapnya.
Awal Mula Merintis
Berawal dari kebiasaannya menyaksikan budaya Tionghoa di Kampung Pecinan Ketandan Yogyakarta, Pak Pong rupanya jatuh cinta dan memilih untuk menekuni kesenian barongsai tersebut.
Pria asal Gunungkidul itu kemudian berguru kepada Abdul Wahab untuk memproduksi sekaligus memainkan barongsai.
"Awalnya hanya melihat terus tertarik, waktu itu sebagian anak-anak sini seneng kalau pas main itu. Sanggar dan rumah produksi," jelasnya.
Semenjak itu Pak Pong justru turut melestarikan budaya Tionghoa lantaran barongsai menjadi sumber penghidupannya untuk keluarga.
Kini anak hingga cucu Pak Pong meneruskan usaha pembuatan barongsai dan turut menghidupi sanggar Singa Mataram yang ia dirikan.
"Anak sama cucu sudah produksi sendiri. Sudah memasarkan sendiri," ungkpnya.
Ketika baru pertama kali memproduksi, ia harus sembunyi-sembunyi sebab isu rasisme masih kuat pada era 1995.
Diceritakan Pak Pong, penggunaan atribut Tionghoa pada saat pawai sempat dilarang pada masa itu.
Ketika masa orde baru, Pak Pong mulai memproduksi barongsai dengan jumlah banyak.
Dari Restoran ke Akuaskap, Kisah Lozaz Andrean Bangun Lembah Aquatic |
![]() |
---|
Kisah Penjual Buku Bekas di Yogyakarta yang Tetap Bertahan Meski Tergilas Zaman Digital |
![]() |
---|
Kronologi Pembuatan Mural 'Reset Sistem' dan 'Awas Intel' di Yogyakarta hingga Akhirnya Dihapus |
![]() |
---|
Datangi Seniman Mural di Jokteng Wetan, Polresta Yogyakarta Bantah Adanya Intimidasi |
![]() |
---|
Koperasi Seniman di Jogja Inisiasi Pasar Merdeka, Bergulir di TBEG Akhir Pekan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.