Politik Global

Erdogan : Saat Semua Menyerang Rusia, Kami Tidak Melakukannya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan peran unik Ankara di tengah konflik Eropa dan Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
CEM OKSUZ / POOL / AFP
Foto ini diambil pada 15 November 2015 ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Antalya, Turki. 

TRIBUNJOGJA.COM, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menekankan peran unik Ankara dalam urusan global, juga di antara konflik Rusia melawan kekuatan barat.

Erdogan menegaskan, Turki adalah satu-satunya negara NATO yang mampu menyelesaikan masalah krusial koridor ekspor biji-bijian dari Laut Hitam ke pasar global.

"Pekerjaan kami belum selesai. Ketika semua orang menyerang Rusia, kami tidak melakukannya,” kata Erdogan.

“Sebaliknya, kami mempertahankan hubungan kami dengan Tuan (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Bahkan, dia membuat tawaran bagus, mengatakan, biarkan saya kirim biji-bijian gratis," kata Erdogan.

Sebagai tanggapan, Turki menawarkan untuk membuat tepung dari biji-bijian Rusia dan mendistribusikannya ke negara-negara Afrika yang miskin.

"Tujuan kami sekarang adalah memproduksi tepung dari gandum dan kemudian mengirimkannya ke negara-negara Afrika yang miskin,” ujar Erdogan.

“Karena sejauh ini 44 persen gandum dikirim ke Eropa sementara 14 persen dikirim ke Afrika. Sekarang kami akan menyeimbangkan ini dan mengirimkannya ke negara-negara Afrika," tambahnya.

Pada 22 Juli, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar, dan Menteri Infrastruktur Ukraina Oleksandr Kubrakov menandatangani kesepakatan koridor ekspor biji-bijian dari Laut Hitam yang dilanda perang.

Baca juga: Presiden Turki Tayyip Erdogan : AS dan Barat Serang Rusia Tanpa Batas

Baca juga: Erdogan Bikin Khawatir Negara Barat, Ini Sederet Penyebabnya

Kesepakatan tersebut menetapkan Ukraina akan memiliki kendali atas pelabuhan Odessa, Chernomorsk, dan Yuzhny, dari mana ekspor biji-bijian akan diatur.

Selain itu, tidak ada kapal selain yang mengekspor biji-bijian dan produk makanan terkait serta pupuk yang diizinkan berlabuh di pelabuhan ini.

Namun, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengungkapkan pada 7 Oktober hanya seperempat dari biji-bijian yang diekspor dikirim ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Sebagian besar biji-bijian yang meninggalkan pelabuhan Ukraina, alih-alih ke negara-negara berkembang, tapi justru ke Eropa.

Pernyataan dikemukakan Presiden Rusia Vladimir Putin pada September ketika negara-negara termiskin di dunia menanggung beban krisis pangan akibat hambatan di Laut Hitam..

Baik Ukraina dan Rusia bertanggung jawab atas 30 persen ekspor biji-bijian global.

Menurut PBB, hampir 50 juta orang mulai menghadapi kelaparan akut di seluruh dunia karena kekurangan keuntungan akibat perang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved