Politik Global

Erdogan : Saat Semua Menyerang Rusia, Kami Tidak Melakukannya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjelaskan peran unik Ankara di tengah konflik Eropa dan Rusia.

Penulis: Krisna Sumarga | Editor: Krisna Sumarga
CEM OKSUZ / POOL / AFP
Foto ini diambil pada 15 November 2015 ketika Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyambut Presiden Rusia Vladimir Putin dalam KTT G20 di Antalya, Turki. 

Di sisi lain, Recep Tayyip Erdogan telah menolak untuk mengizinkan Swedia dan Finlandia bergabung dengan NATO tanpa mempertimbangkan dukungan mereka untuk KPP dan YPG.

 

Erdogan memperingatkan hubungan Ankara dan Stockholm dapat mencapai titik terendah baru jika negara Skandinavia itu terus mengabaikan kehadiran Partai Pekerja Kurdistan (PKK) di wilayahnya.

Kelompok politik Kurdi itu dicap teroris oleh Ankara. Awal bulan ini, pendukung PKK Kurdi mengadakan rapat umum di Stockholm dengan sosok Erdogan tergantung di kakinya.

Menyusul video yang diposting di media sosial tentang acara tersebut, Turki memanggil Duta Besar Swedia pada Kamis untuk menyampaikan pesan kemarahan terkait insiden tersebut.

"Hubungan kita dengan Swedia mungkin menjadi jauh lebih tegang jika mereka tidak mengambil sikap menentang situasi ini," kata Erdogan.

Ia menambahkan demonstrasi diadakan di berbagai lokasi di Finlandia, Jerman, Prancis, dan Inggris.

"Sayangnya, organisasi teroris ini terus muncul di semua (negara-negara ini). Tentu saja, sebagai Turki, kami akan menentukan sikap kami terhadap mereka," kata Erdogan.

Erdogan telah menolak untuk mengizinkan Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan NATO tanpa mempertimbangkan dukungan mereka untuk KPP dan YPG.

Pada 28 Juni 2022, Presiden Finlandia Sauli Niinisto mengonfirmasi Turki telah setuju untuk mendukung keanggotaan bersama Finlandia dan Swedia di NATO.

Kepala negara Finlandia mengatakan terobosan itu terjadi setelah ketiga negara menandatangani memorandum Bersama.

Namun tak lama kemudian, ketegangan kembali meningkat setelah Ankara mengatakan belum mendapat tanggapan dari Swedia dan Finlandia atas ekstradisi anggota PKK dan organisasi penceramah Islam Fethullah Gulen (FETO), yang dianggap teroris oleh Turki.

Hanya Turki dan Hongaria yang tersisa sebagai dua anggota tunggal NATO yang belum menyetujui keanggotaan kedua negara Skandinavia tersebut.(Tribunjogja.com/RussiaToday/xna)

 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved