Berita Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta Targetkan Bebas Stunting Pada 2024
Kota Yogyakarta ditargetkan bisa terbebas dari fenomena stunting setidaknya pada 2024 mendatang. Bukan isapan jempol belaka, penurunan kasus stunting
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kota Yogyakarta ditargetkan bisa terbebas dari fenomena stunting setidaknya pada 2024 mendatang.
Bukan isapan jempol belaka, penurunan kasus stunting yang cukup drastis dari tahun ke tahun pun membuat Pemkot optimis sanggup merealisasikannya.
Sebagai informasi, percepatan penurunan stunting menjadi salah satu program prioritas nasional, karena berkaitan dengan pembangunan manusia Indonesia yang lebih berdaya saing di masa depan.
Bahkan, hal tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Baca juga: Sedang Berlangsung Live Streaming Persib Bandung vs Persija Jakarta, Live Indosiar
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menandaskan, pada 2022 lalu, prevalensi stunting di Kota Yogyakarta sudah turun mencapai angka 10,80.
Torehan tersebut, bisa dibilang jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya di 12,08.
"Berdasarkan pantauan kami pada Agustus 2022, kasus stunting di Kota Yogya ini turun, dengan jumlah kasus 1.225 anak dari 14.277 sasaran anak yang dipantau di masing-masing wilayah," tandasnya, Rabu (11/1/2023).
Menurutnya, Dinkes telah melakukan penelusuran secara spesifik terkait penyebab munculnya stunting, khususnya di Kota Yogyakarta.
Ia berujar, sejauh ini, penyebab utama terjadinya stunting adalah pola asuh orang tua pada anak yang belum tepat.
Belum tepatnya pola asuh tersebut, dapat disebabkan oleh banyak faktor, mulai dari pernikahan dini, hingga kehamilan yang tidak diinginkan, di mana kondisi orang tua belum siap secara fisik dan psikis.
"Tidak sedikit pernikahan dini atau kehamilan tidak diinginkan terjadi, yang memicu ibu ini belum siap secara fisik dan psikis. Begitu juga dengan kesiapan untuk mengasuh anak, dari segi wawasan dan pengetahuan," cetusnya.
Emma menjelaskan, terdapat dua intervensi yang dilakukan Dinkes, dalam menekan angka stunting, yaitu dengan intervensi spesifik dan sensitif.
Dalam upaya itu, pihaknya mengambil peran intervensi spesifik sekitar 30 persen, kemudian 70 persen lainnya merupakan peran lintas sektor bekerja sama dengan OPD lain untuk mengentaskan masalah stunting.
"Dalam intervensi spesifik ini upaya yang dilakukan adalah pemantauan langung pada lima sasaran di Kota Yogya. Meliputi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita," ungkapnya.
Baca juga: Muncul Gagasan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Respons Sejumlah Politikus di Jogja
"Sedangkan untuk intervensi sensitif itu berada di wilayah, dengan dikomandoi oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting," tambah Kadinkes.
Ireda Fest 2023, Wujud Suka Cita Warga Keparakan Rayakan HUT ke-267 Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Wisatawan Wajib Tahu, Ini Tarif Parkir Resmi di Kota Yogyakarta |
![]() |
---|
Pemkot Yogyakarta Luncurkan Klinik Bank Sampah untuk Atasi Masalah dari Hulu |
![]() |
---|
Genjot Perekonomian Daerah, Pemkot Yogyakarta Jalin Kerjasama dengan BNI |
![]() |
---|
TEGAS, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta Ingatkan Sekolah Negeri Tak Boleh Ada Pungutan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.