Berita Kota Yogyakarta
Pemkot Yogyakarta Luncurkan Klinik Bank Sampah untuk Atasi Masalah dari Hulu
Satu di antaranya, melalui realisasi Klinik Bank Sampah yang diluncurkan pada Senin (31/10/2022), dimana lokasi klinik diambil di Kantor Dinas Lingkun
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Permasalahan sampah seakan jadi momok mengerikan bagi Kota Yogyakarta dalam kurun beberapa tahun terakhir.
Bukan tanpa sebab, ketika TPA Piyungan di Bantul mengalami kendala, otomatis dampaknya begitu terasa bagi Kota Pelajar, yang kini berstatus sebagai penyumbang sampah terbesar.
Merespons polemik tersebut, Pemkot Yogyakarta pun berupaya memaksimalkan peran bank sampah, untuk menjadi ujung tombak pengelolaan sedari hulu.
Baca juga: Sebanyak 57 ASN di Kota Magelang Menerima Penghargaan Employee of The Month
Satu di antaranya, melalui realisasi Klinik Bank Sampah yang diluncurkan pada Senin (31/10/2022), dimana lokasi klinik diambil di Kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
"Melalui klinik ini para penggiat bank sampah bakal mendapatkan pendampingan, agar semakin sehat dan mampu berkembang pesat," ucap Penjabat Wali Kota, Sumadi, di sela peluncuran Klinkik Bank Sampah.
Dijelaskannya, di Kota Yogyakarta saat ini telah berdiri 564 bank sampah dan tersebar di penjuru wilayahnya.
Hanya saja, ia mengakui, dari jumlah tersebut, tinggal tersisa 481 bank sampah saja yang benar-benar aktif, serta beraktivitas rutin.
Sementara sisanya, tidak bisa dipungkiri, hanya tersisa papan namanya semata.
"Makanya, bank sampah yang tidak aktif itu coba dibangkitkan kembali melalui klinik ini. Sebenarnya ada masalah apa, kendalanya dimana. Sehingga, ke depan mereka bisa kembali beraktivitas lagi," tandasnya.
Sementara itu, Kepala DLH Kota Yogyakarta, Sugeng Darmanto menambahkan, semakin tingginya potensi sampah, harus diimbangi dengan target pengurangan dan penanganan.
Menurutnya, solusi-solusi kreatif dan mempunyai nilai, seperti pengolahan sampah menjadi produk bernilai ekonomi pun ditekankan di klinik ini.
"Berbagai upaya kami lakukan, seperti membentuk pengolahan sampah sampai pada tingkat RW, hingga membuka ruang konsultasi bersama untuk kemajuan serta kebermanfaatan bank sampah," terangnya.
Nantinya, Klinik Bank Sampah bakal menjadi wadah komunikasi Pemkot Yogyakarta dengan warga, terkait pengelolaan sampah di lingkup rumah tangga.
Ia pun tidak menampik, peran bank sampah dalam upaya menekan tingkat pembuangan langsung menuju TPA Piyungan sangat dibutuhkan oleh pihak eksekutif.
Baca juga: Sepi Penumpang, Rute Trans Jogja Godean-Ngabean Terancam Dicabut, Ini Skema Dishub DIY
"Jadi, layanannya berupa pengaktifan kembali bank sampah yang mati suri dan tidak beraktivitas kembali. Kalau tidak bisa dibangkitkan sama kelurahan, atau kecamatan, ya, dibawa saja ke klinik ini," urainya.
"Itu kan biasanya mati suri karena ada pergantian pengurus RW, atau pengurus bank sampahnya. Tapi, bisa saja ada masalah individu di situ. Makanya, ini butuh perlakuan cermat," tambah Sugeng. (aka)