Berita Sleman Hari Ini
Batu yang Diduga Bernilai Sejarah Ditemukan di Kapanewon Godean, Sleman
Ada tiga temuan batu yang diduga bernilai sejarah di dua lokasi yang berbeda.
Penulis: Neti Istimewa Rukmana | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Baru-baru ini, akun Facebook Info Godean diramaikan mengenai temuan batu berbentuk persegi di Padukuhan Gancahan VI, Kalurahan Sidomulyo, Kapanewon Godean, Kabupaten Sleman , Daerah Istimewa Yogyakarta.
Saat didatangi oleh Tribunjogja.com , Dukuh Gancahan VI, Arief Setia Nugroho, mengatakan, ada tiga temuan batu yang diduga bernilai sejarah.
Temuan itu terdapat di dua lokasi yang berbeda.
Untuk satu batu tersebut berlokasi di RT 2 Padukuhan Gancahan VI, sementara itu dua batu lainnya berada di RT 1 dan RT 3, Padukuhan Rewulu Kulon, Kalurahan Sidokarto, Kapanewon Godean.
Baca juga: Bangunan Diduga Struktur Candi Ditemukan di Soropaten Klaten, Identik Peninggalan Zaman Mataram Kuno
"RT 5 itu kan berseberangan dengan RT 2. Tapi itu dekat. Enggak jauh jaraknya antara lokasi pertama dan kedua," katanya kepada awak media di RT 2 Padukuhan Gancahan VI, Kamis (3/11/2022).
Jarak antara lokasi batu pertama dengan kedua itu hanya sekitar 800 meter.
Dikatakannya, bentuk batu di dua lokasi tersebut hampir sama.
"Kami tahu itu sudah lama. Tapi kami kurang ngeh (kurang mengerti kalau benda tersebut memiliki catatan sejarah)," tuturnya.
"Tapi besok pagi, tim Balai Pelestarian Cagar Budaya Kabupaten Sleman akan meninjau batu tersebut," imbuh Arief.
Lanjutnya, Padukuhan Gancahan dahulu pernah menjadi lokasi penjajahan Belanda pada era VOC.
Beberapa tahun kemudian, di lokasi itu terdapat sosok yang disepuhkan bernama Kyai Wiro Djombo Donomuran.
"Dengar-dengar, beliau Keturunan Kasultanan Surakarta. Tapi beliau sudah meninggal beberapa waktu lalu. Kuburannya ada di dekat kami," ucap Arief.
Dijumpai secara terpisah, Sari Susana (46) selaku warga sekaligus pemilik rumah yang dekat dengan peninggalan batu bersejarah di RT 2 Padukuhan Gancahan VI mengatakan, peninggalan batu tersebut sudah ada sejak kakek dan neneknya yang tinggal di lokasi itu.
Baca juga: Sejarah Pendopo Royal Ambarrukmo, Dibangun Sultan HB II hingga Jadi Tempat Tinggal Sultan HB VII
"Karena sudah lama, ditambah ada pembangunan rumah dan pembangunan kandang ayam, jadi batu itu sempat dipindahkan juga. Tapi, saking beratnya batu itu, empat orang saja enggak kuat pindahinnya. Paling enggak memang butuh orang banyak kalau mau pindahin batu itu," tuturnya.
Ia pun tidak menyangka bahwa batu tersebut memiliki catatan sejarah sendiri.