Program Konversi Kompor Listrik Dibatalkan, Ekonom Minta Pemerintah Tetap Sosialisasi
PLN membatalkan program konversi kompor listrik. Pembatalan program tersebut diduga karena banyaknya pihaknya yang keberatan alih kompor listrik.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - PLN membatalkan program konversi kompor listrik. Pembatalan program tersebut diduga karena banyaknya pihaknya yang keberatan alih kompor listrik.
Menurut Ekonom dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Dr. Y. Sri Susilo, SE, M. Si, pembatalan dilakukan setelah melihat respon dan reaksi masyarakat dan berbagai kalangan yang cenderung kontra.
Baca juga: Polres Sleman Kini Resmi Dikukuhkan Jadi Polresta
"Mungkin pemerintah kemarin test on the water. Yang kontra lebih banyak daripada pro. Maka pemerintah memutuskan menunda program tersebut," katanya, Rabu (28/09/2022).
Meski kebijakan tersebut dibatalkan, proses sosialisasi konversi kompor listrik tetap harus dilakukan secara masif. Pasalnya seluruh dunia sudah sepakat 2056 tidak ada energi berbasis minyak.
Untuk itu, pemerintah harus tetap masif melakukan sosialisasi dengan menggandeng seluruh pihak.
Mulai dari pemerintah daerah, akademisi, universitas, LSM, dan lain-lain.
"Sosialisasi ini harus terus digaungkan, harus tetap masif. Karena seluruh dunia sudah sepakat. Indonesia tentu nanti harus menyesuaikan juga kan, makanya harus dimulai dari sekarang. Sosialisasi harus masif dan bertahap, termasuk uji coba," ujarnya.
"Misalnya sosialisasi dua tahun, nanti tahun ketiga uji coba lagi, kemudian dievaluasi lagi. Nanti masyarakat kan sudah bisa mengikuti. Ya yang penting sosialisasi dulu, bisa menggandeng banyak pihak," lanjutnya.
Baca juga: Keinginan Shin Tae-yong Setelah Timnas Indonesia Dua Kali Sukses Kalahkan Curacao
Pemerintah pun didorong untuk menyiapkan infrastruktur.
Dengan begitu harga kompor listrik bisa terjangkau, pun sumber listrik pun harus dipikirkan agar tidak membebani masyarakat.
"Kita tahu bahan bakar minyak akan habis, sehingga menggunakan energi listrik. Sumber energi listrik kan bisa nonton minyak, surya, angin, air, nuklir, LNG yang sekarang dijual mentah, belum untuk konsumsi. Infrastruktur juga disiapkan," pungkasnya. (maw)