Berita Kota Yogya Hari Ini
INSPIRATIF, Menengok Pengolahan Sampah Organik Lewat Budidaya Maggot di Tegalrejo Kota Yogyakarta
Salah satunya, langkah Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) yang mengandalkan metode budidaya maggot untuk mengolah sampah organik di Kelurahan Kricak
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Kurniatul Hidayah
"Nah, keberadaan mesin itu sangat membantu kami, karena bisa mencacah sampah dengan kapasitas penggilingan 500 kilogram per jam. Jadi, sampah itu tidak menumpuk lagi seperti dulu, langsung masuk mesin semua," katanya.
"Memang masih jauh dari target, karena sampah di Kricak bisa mencapai sembilan ton dan 58,8 persennya organik. Daya serap kami maksimal hanya sampai dua ton per hari. Tapi, ini menjadi tantangan bagi kami. Harapannya, bisa melayani satu kemantren ke depan," imbuh Endang.
Dengan upaya yang ditempuhnya itu, FKWA kini berhasil memproduksi 100-200 kilogram maggot siap panen per hari.
Apalagi, berkat bantuan PT PII, area budidaya saat ini sudah dilengkapi dengan satu ruangan kandang lalat, satu rumah biopond, satu rumah raw material dan ruang edukasi.
Baca juga: Kisah Kapten Ram Limbu, Veteran Gurkha yang Diundang ke Pemakaman Ratu Elizabeth II
"Untuk konsumen maggot, kami ada yang dari Sleman, Klaten dan sekitar sini. Sekarang, bahkan kami kekurangan produksi karena permintaan sangat banyak," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT PII, Wahid Sutopo, berujar, bantuan tersebut, digulirkannya melalui corporate social responsibility perusahaan.
Ia menandaskan, program ini diharapkan dapat memberikan solusi bagi problem sampah di DIY, atau khususnya di Kota Yogyakarta.
"Pengolahan sampah organik di hulu ini bisa jadi program berkelanjutan dan jadi percontohan di wilayah-wilayah lain di Indonesia. Sehingga, permasalahan sampah ini semakin teratasi, ya, bahkan memberi nilai ekonomis, untuk masyarakat ke depannya," pungkasnya. (aka)