Pakar Ekonomi: Tak Hanya BLT, Alih Subsidi BBM Perlu Dialokasikan untuk Pendidikan

Dr. Y. Sri Susilo, SE, M.Si, Dosen Prodi Ekonomi Pembangunan FBE Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), menjelaskan, sebenarnya harga BBM

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
lustrasi uang 

“Melihat pola itu ya, maka pemerintah telah menyiapkan 3 jenis bantuan sosial bansos untuk masyarakat miskin. Itu juga untuk menekan inflasi,” paparnya.

Ketiga bansos itu, kata dia berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Contohnya, BLT BBM sebesar Rp 150 ribu per penerima. 

Bantuan ini akan diberikan selama 4 bulan terhitung sejak September 2022 dan total sebesar Rp 600 ribu per penerima. 

Bantuan tersebut akan diberikan ke 20,65 juta penerima.

Kedua, Bantuan Subsidi Upah (BSU). Bantuan sebesar Rp 600 ribu ini akan diberikan ke para pekerja dengan gaji maksimal Rp 3,5 juta per bulan. 

Pemerintah telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 9,6 triliun, yang akan disalurkan ke 16 juta pekerja.

Ketiga, Bantuan Angkutan Umum (BAU). Bantuan ini diberikan kepada angkutan umum, ojek online, dan nelayan. 

Bantuan ini akan dialokasikan pemerintah daerah dengan memanfaatkan 2 persen dana transfer umum sebesar Rp 2,17 triliun.

Baca juga: Penjelasan Kemenkeu Mengapa Subsidi BBM dan Kompensasinya Dialihkan ke Bansos, Ini Alasannya

“Sebaiknya, ke depan, secara bertahap, BBM diberikan terbatas kepada sektor transportasi, nelayan, dan ojek daring saja,” tegasnya.

Selanjutnya, anggaran subsidi BBM dialokasikan untuk meningkatkan fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin.

“Meski bisa juga dialokasikan untuk anggaran jaring pengaman sosial, tapi sebaiknya fasilitas kesehatan dan pendidikan itu diprioritaskan,” tukasnya. (ard)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved