Kenaikan Harga BBM Berdampak Pada Penyesuaian Paket Perjalanan, Ini Tanggapan GIPI DIY

Kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM rupanya berdampak pula pada sektor pariwisata. Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI)

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kebijakan pemerintah untuk menaikkan BBM rupanya berdampak pula pada sektor pariwisata.

Menurut Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie kebijakan tersebut membuat industri pariwisata sangat berat, apalagi di tengah masa pemulihan saat ini. 

"Tentunya kebijakan kenaikan BBM yang mendorong kenaikan segala sektor benar-benar membuat industri pariwisata sangat berat. Bagi teman-teman yang bergerak di indbound market terikat kontrak dan baru akan diperbaharui 1 Maret 2023," katanya, Selasa (06/09/2022). 

Baca juga: Kasus Pelemparan Gelas Plastik, Komdis PSSI Jatuhkan Sanksi Rp 50 Juta pada PSS Sleman

Kenaikan terjadi di tengah periode kontrak seperti saat ini, membuat industri akan merugi.

Pasalnya industri tidak bisa menaikkan harga sebelum berakhirnya kontrak dengan buyer. 

"Industri saat ini pada kapasitas belum bisa mengubah costing atau pricing karena banyak yang terikat dengan harga kontrak per tahun. Dan ini menjadi beban berat bagi kami karena tidak bisa menaikkan harga sebelum berakhirnya kontrak dengan buyers," ujarnya. 

"Mau tidak mau kami harus tetap menjalankan sampai periode kontrak 2022 selesai, meskipun sangat berat," lanjutnya. 

Terkait dengan paket perjalanan, ia menyebut bervariasi, mulai dari 10-20 persen.

Namun tidak menutup kemungkinan 15-25 persen. 

Baca juga: Coffee Meets Beauty : Excelso Kenalkan Manfaat Kopi untuk Kecantikan

Terpisah, DPD Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) DIY, Hery Setyawan menerangkan kenaikan BBM otomatis akan membuat harga paket perjalanan juga meningkat. 

"Komponen bahan bakar tentu tidak lepas dari paket transportasi. Otomatis juga akan ada penyesuaian. Sederhana aja, misal paket perjalanan ke Jakarta tadinya Rp1juta, karena ada penyesuaian BBM, ya bisa naik misal jadi Rp1,1 juta," terangnya. 

Terkait dengan kenaikan paket  pihaknya masih belum bisa memastikan. 

"Tidak bisa nampak dari persennya (kenaikam paket perjalanan), karena komponen bahan bakar bukan komponen langsung. Saya belum mendapatkan data kenaikan dalam bentuk produk akhir. Pokoknya kalau harga jual sudah di bawah harga produksi, maka kami harus menaikkan harga jual," imbuhnya. (maw) 

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved