Berita Sleman Hari Ini
Cerita Warga SDN 1 Banyurejo Sleman: Rasakan Getaran Mirip Gempa Akibat Proyek Tol Yogya-Bawen
"Kemarin saat masa penimbunan di belakang sekolah, getaran seperti lindu . Dan itu pasti menggangu (proses kegiatan belajar-mengajar). Belum debunya,
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Bangunan gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Banyurejo, di Kapanewon Tempel, Kabupaten Sleman seakan terhimpit proyek pembangunan jalan Tol Yogya-Bawen.
Bagaimana tidak, di bagian depan maupun seputar gedung sekolah ini, mulai ada pengerjaan pembersihan lahan (landclearing) maupun penimbunan.
Getaran selama proses ini berlangsung, dirasakan cukup keras oleh warga sekolah.
Bahkan, diakuinya seperti lindu atau gempa .
Baca juga: Dinkes Catat Ada Ratusan Warga Bantul Terjangkit HIV/AIDS di Tahun 2022, Ini Rinciannya
"Kemarin saat masa penimbunan di belakang sekolah, getaran seperti lindu . Dan itu pasti menggangu (proses kegiatan belajar-mengajar). Belum debunya, meja sampai tebal karena debu, akibat (aktivitas) alat berat," kata Kepala SDN 1 Banyurejo, Ismana, Senin (5/9/2022).
Beruntung, dari pihak tol kini mulai rutin ada penyiraman.
Namun saat awal pengerjaan, kata Ismana, tidak ada penyiraman.
Kemudian soal getaran juga kini dirasakan mulai berkurang karena proses penimbunan di seputar gedung sekolah sementara dihentikan.
Tetapi apabila pengerjaan kembali berjalan tidak menutup kemungkinan hal itu akan dirasakan lagi.
"Namanya proyek Pemerintah, kami sebenarnya mendukung. Tapi kami harapkan segera. Segera action membangunkan gedung baru bagi kami," kata dia.
Gedung SDN 1 Banyurejo yang berada di Dusun Onggojayan dengan jumlah 96 siswa itu memang terdampak pembangunan jalan tol sepanjang 76 kilometer tersebut.
Semula hanya kena separuh. Saat ini dimungkinkan keseluruhan kena dengan adanya penambahan lahan.
Ismana berharap SDN 1 Banyurejo dibangunkan gedung baru.
Pasalnya, lahan terdampak tol di seputar gedung sekolah hampir semuanya sudah diganti rugi.
Hanya ada beberapa lahan karakter khusus, termasuk gedung sekolah yang belum dibebaskan.
Pihaknya berharap Pemerintah maupun pihak tol mengerti, bahwa SDN 1 Banyurejo masih aktif.
Jangan sampai pembangunan proyek jalan tol mengorbankan kegiatan belajar mengajar siswa.
Karenanya, diharapkan segera ada relokasi dengan membangunkan gedung baru.
"Informasinya sekarang sudah ada tanah pengganti. Tapi masih proses pengajuan. Menunggu izin dari Sultan. (Jika di lokasi gedung baru) relatif aman (dari getaran dan debu). Saya yakin," kata dia.
Lurah Banyurejo, Saparjo menyampaikan, soal SDN 1 Banyurejo memang sudah ada usulan tanah pengganti untuk relokasi.
Yaitu menggunakan tanah pelungguh Kamituwa Banyurejo.
Sebagai Lurah, Ia sendiri mengizinkan jika tanah tersebut akan digunakan.
Tetapi, alih fungsi tanah pelungguh tentunya harus mendapat izin dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Izin tersebut diurus Dinas Pendidikan. Sementara pihak Kalurahan, kata dia, sifatnya hanya membantu.
Baca juga: Dampak Harga BBM Naik Terhadap Kemiskinan, Kemenkeu: Ada Bansos yang Turunkan Kemiskinan 0,3 Persen
"Secara izin saat ini belum ada proses. Belum ada yang ngajuin. Kalau menurut saya, yang harus mengajukan dari dinas pendidikan tho yang mau pakai sini. Kalau kami yang urus, kami agak memberatkan. Satu, yang lama saja belum diselesaikan kalau sekarang minta ditunjuk kan posisi adalah pelungguh dari Kamituwa. Luasannya lebih besar karena mau standar SNI kan. Kita tidak maslah dengan itu. Tapi ketika tidak dilakukan izin, tidak diurus, kita yang keberatan," kata dia
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sleman, Ery Widaryana saat dikonfirmasi menyampaikan, pihaknya hingga kini dalam posisi menunggu pemberitahuan dari pemrakarsa jalan tol.
Sebab, gedung SDN 1 Banyurejo itu adalah aset Pemerintah bukan perorangan, sehingga prosesnya memang cukup lama.
Sebelum ada pemberitahuan itu, Ia mengaku belum bisa berbuat banyak.
"Jika sudah ada pemberitahuan, bayar-bayaran, baru nanti dibangunkan sekolah. Setelah dibangun, ada tempat untuk sekolah. Maka bangunan lama di bongkar. Sebelum ada pemberitahuan dari sana, maka sementara tetep harus seperti itu," kata Ery.
Baca juga: Hp 2 Jutaan : Ini Dia Ada Hp Xiaomi Redmi Note 10, Pilihan Lain Ada Redmi Note 9 & Redmi Note 11 Pro
Disinggung soal izin Gubernur di lahan pengganti yang rencananya menggunakan tanah pelungguh, menurut dia bukan ranahnya Dinas Pendidikan yang mengurus.
Melainkan, diurus oleh pihak Kalurahan bersama BKAD sebagai pemilik aset daerah.
Adapun soal keluhan debu dan getaran, Ery mengatakan pihaknya akan coba berkoordinasi untuk menentukan jalan yang terbaik.
"Jika siswa dititipkan dengan sekolah lain kan jauh. Nanti saya coba komunikasikan dengan BKAD ya (prosesnya bagiamana). Kemarin sudah kami tanyakan tapi masih menunggu pemberitahuan dari pihak Tol. Kami akan komunikasikan dengan BKAD," ujar dia. (rif)