Harga BBM Naik

Dampak Harga BBM Naik Terhadap Kemiskinan, Kemenkeu: Ada Bansos yang Turunkan Kemiskinan 0,3 Persen

Kementerian Keuangan ternyata memiliki penilaian dan pertimbangan sebaliknya karena kenaikan harga BBM subsidi kali ini disusul pemberian bansos

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
TRIBUNNEWS / IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi/ SPBU Coco, Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. dok Rabu (22/7/2015) 

TRIBUNJOGJA.COM - Kenaikan harga BBM subsidi yang telah ditetapkan oleh pemerintah menuai gejolak di masyarakat, mulai dari reaksi golongan kurang mampu hingga aksi demo mahasiswa di beberapa kota. Apakah kenaikan harga BBM kali ini memicu kenaikan tingkat kemiskinan di Indonesia?

Kementerian Keuangan ternyata memiliki penilaian dan pertimbangan sebaliknya karena kenaikan harga BBM subsidi kali ini disusul dengan pemberian bansos

Kemenkeu bahkan menegaskan naiknya harga BBM subsidi kali ini tidak akan menambah jumlah angka kemiskinan. Sebaliknya, adanya bansos diyakini membuat tingkat kemiskinan turun hingga 0,3 persen.

Penjelasan itu diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022), Tribun Jogja mengutip laporan kompas.com. 

Disebutkan bahwa pemerintah meyakini jumlah orang miskin tidak akan bertambah meski harga BBM naik. Pasalnya, pemerintah sudah menggelontorkan bantuan sosial (bansos) untuk melindungi kelompok masyarakat 40 persen.

Anggaran bansos sebesar Rp24,17 triliun mencakup bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU), dan bantuan pada angkutan umum, ojek, dan nelayan.

Febrio mengatakan dengan pemberian bansos itu bukan hanya menahan kenaikan jumlah orang miskin, bahkan malah bisa menurunkan tingkat kemiskinan.

"Sehingga angka kemiskinannya justru enggak naik, walaupun sudah terjadi kenaikan harga BBM. Kita hitung dengan adanya bansos ini mengakibatkan angka kemiskinan bisa turun sekitar 0,3 persen (tahun ini)," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR RI, Senin (5/9/2022).

Ia mengatakan, jika tidak ada tambahan bansos tersebut tentu harga BBM naik akan mempengaruhi garis kemiskinan. Sebab kenaikan harga BBM akan menyebabkan terjadinya inflasi yang berimbas pada peningkatan biaya hidup sehingga meningkatkan kemiskinannya.

"Ini yang kemudian kita hitung bersama-sama. Oh ternyata kalau diberikan bansos, kita bisa sama-sama jaga daya beli khususnya yang miskin dan rentan," kata Febrio.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, bansos yang diberikan pemerintah menyasar masyarakat yang masuk ke dalam golongan desil 1 hingga desil 4. Adapun kelompok orang miskin terdapat di desil 1, maka dengan pemberian bansos hingga desil 4 telah mencakup kelompok masyarakat terbawah.

"Jumlah orang miskin sekarang di 10 persen terbawah, itu desil 1. Jadi orang miskin itu di desil 1. Lalu kita siapkan bantalannya untuk sampai desil 4. Jadi turun dari mana dia ke desil 1? Mungkin enggak dari desil 6 turun ke desil 1? Ya mudah-mudahan gak ada," ungkap dia.

Sebagai informasi, desil 1 yang merupakan kelompok ekonomi terbawah, yang selama ini menerima bansos seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Program Sembako, dan Kartu Indonesia Sehat (KIS).

Lalu desil 2 dipandang sebagai masyarakat dengan kelas menengah kebawah yang rawan miskin. Masyarakat yang masuk desil 2 selama ini mendapatkan bansos berupa KIP, Program Sembako dan KIS.

Kemudian desil 3 dianggap sebagai masyarakat kelas menengah yang rentan miskin apabila terjadi goncangan ekonomi. Pada desil 3 ini bansos yang diberikan oleh pemerintah adalah program sembako dan KIS.

Serta desil 4 adalah yang dianggap sebagai masyarakat yang sudah mampu secara finansial, tetapi apabila ada goncangan ekonomi menjadikan masyarakat di golongkan ini hampir miskin.

(*/)

artikel tayang di https://money.kompas.com/read/2022/09/05/harga-bbm-naik-pemerintah-jamin-jumlah-orang-miskin-tak-bertambah-

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved