Berita Pendidikan Hari Ini

PPSMB UGM Dimulai, Mahasiswa Baru : Akhirnya Dapat Kampus Setelah Beberapa Kali Ditolak

Rangkaian pembelajaran PPSMB UGM dilaksanakan selama enam hari, yaitu pada tanggal 1-6 Agustus 2022. 

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
PPSMB Universitas Gadjah Mada (UGM), kegiatan pengenalan kampus untuk mahasiswa baru, resmi dibuka Senin (1/8/2022) di Lapangan Grha Sabha Pramana (GSP) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada ( UGM ) mulai mengikuti Pelatihan Pembelajar Sukses bagi Mahasiswa Baru ( PPSMB ) di Lapangan Grha Sabha Pramana, Senin (1/8/2022).

Meski tertutup masker, terlihat antusiasme mahasiswa baru UGM mengikuti kegiatan PPSMB yang juga dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Rangkaian pembelajaran PPSMB UGM dilaksanakan selama enam hari, yaitu pada tanggal 1-6 Agustus 2022. 

Selanjutnya, pada tanggal 7-13 Agustus 2022 mahasiswa akan mengikuti aktivitas praktik yang disebut sebagai Action Plan.

Seorang mahasiswa baru UGM , Anis Qomariyah (19), mengatakan hari pertama mengikuti PPSMB seperti mimpi yang akhirnya terwujud.

Baca juga: Ini Dia Sosok Mahasiswa Termuda UGM Tahun 2022, Raja Muhammad Islami

“Jujur ya, aku senang sekali bisa keterima di UGM. Aku bisa dapat kampus setelah mengalami beberapa kali penolakan,” kata mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) kepada Tribunjogja.com, Selasa (2/8/2022).

Anis menjelaskan, ia dan keluarga begitu bangga atas prestasinya bisa menjadi bagian dari keluarga Gadjah Mada Muda (Gamada), sebutan untuk mahasiswa baru UGM.

Ia mengakui, saat masih SMA, dirinya minder untuk berpikir kuliah di UGM.

Sebab, dia paham, nama besar UGM pasti berimbas pada passing grade program studi (prodi) yang juga tinggi.

Namun, warga Karanganyar, Jawa Tengah itu tidak mau melepas mimpinya menjadi seorang dokter hewan.

“Aku pun sempat khawatir kalau harus gap year. Waktu setahun itu lama banget ya. Aku masuk ke UGM jalur Ujian Masuk (UM), sudah lewat dua tes sebelumnya masih gagal, SNMPTN dan SBMPTN,” bebernya.

Setelah tahu dirinya belum bisa lolos ke UGM jalur SBMPTN, maka, dirinya fokus pada ujian mandiri dua kampus saja, yakni UGM dan Universitas Indonesia (UI).

Hal ini karena dua kampus tersebut tidak memaksa mahasiswa untuk mengisi Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI).

Baca juga: Sri Sultan HB X Sambut Mahasiswa Baru UGM: Sugeng Rawuh di Yogyakarta

“Ya, pengennya yang SPI bisa nol, mbak. Jadi pilih antara UGM dan UI saja. Alhamdulillah bisa keterima UGM ,” tukasnya.

Senada, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM , Yohanis Brando Yoppo juga merasa bangga bisa keterima di UGM .

Apalagi, dirinya berasal dari Jayapura, kota di Papua nun jauh di sana yang membutuhkan perjalanan kurang lebih 7 jam dari Yogyakarta.

“Sangat-sangat bersyukur sekali bisa diterima di UGM. Sudah sejak lama ingin kuliah di UGM . Sejak duduk di SD saya sudah mendengar UGM ini dan ingin kuliah di sini," jelasnya.

Ia bercerita bisa diterima kuliah di UGM melalui seleksi program afirmasi. 

Meski sudah banyak yang mengetahui program ini, hanya 9 pelajar Jayapura yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi.

Setelah dilakukan proses seleksi dan wawancara pada akhirnya hanya 4 pelajar dari Jayapura yang dinyatakan lolos. 

Berhasil lolos dan diterima di UGM membuktikan bahwa dirinya mampu meski berasal dari daerah jauh.

“Mudah-mudahan ini sedikit membahagiakan ibu yang sampai sekarang terus membiayai saya dan adik-adik sekolah," katanya.

Baca juga: Sinergi UGM, Kagama dan Pemda Banten Dorong Pembangunan Lebih Maju

Yohanis mengaku sejak tahun 2018, mamanya, Kostansa Yari Setouw, sebagai orang tua tunggal karena sang ayah, Yoppo, meninggal dunia karena kecelakaan. 

Berprofesi sebagai perawat di RS Abepura, mamanya dengan setia mendampinginya dan adik-adiknya menempuh pendidikan. 

Sementara, tiga kakak kandung lainnya berada di luar Jayapura, dua sudah bekerja dan satu masih kuliah di IPB.

Melihat kondisi keluarga yang serba terbatas, memacu kesungguhan belajar Yohanis Brando. 

Meski tidak selalu menjadi yang terbaik, ia berhasil melampaui setiap jenjang pendidikan dengan lancar dengan nilai yang lumayan baik. 

Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Inpres Yotefa Jayapura, SMP Negeri 2 Jayapura dan SMA Negeri 4 Jayapura.

“Inginnya saat ini bersungguh-sungguh kuliah, lancar dan cepat lulus dan ingin segera cepat kembali ke Papua. Aku pengin membuka usaha di sana," ucap laki-laki kelahiran Abepura, tahun 2003 itu. ( Tribunjogja.com )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved