Ruang Kelas Berubah Jadi Mini Redaksi saat Mahasiswa Yogyakarta Latihan Menjadi Wartawan

Melalui Pelatihan Jurnalistik bertema “Teknik Dasar Penulisan Berita Standar Kantor Berita”, para mahasiswa diajak menjalani proses

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Ikrob Didik Irawan
IST
JADI WARTAWAN - Mahasiswa dari berbagai kampus di DIY mengikuti acara Peningkatan Kompetensi Jurnalistik bertajuk “Teknik Dasar Penulisan Berita Standar Kantor Berita” di Gedung FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka mendengar pemaparan materi dari Nur Istibsaroh, Kepala Biro ANTARA DIY 

TRIBUNJOGJA.COM - Ruang kuliah di FISIPOL Universitas Gadjah Mada (UGM) itu mendadak menjadi ruang redaksi mini, Jumat 14 November 2025.

Hampir 100 mahasiswa dari berbagai kampus di Yogyakarta latihan menjadi wartawan hari itu. Mereka merencanakan, meliput dan menulis berita.

Suasana kelas seolah berubah menjadi ruang redaksi kecil yang hidup dan sibuk.

Melalui Pelatihan Jurnalistik bertema “Teknik Dasar Penulisan Berita Standar Kantor Berita”, para mahasiswa diajak menjalani proses lengkap seorang jurnalis.

Yakni mulai dari menyusun rencana liputan, melakukan wawancara, menulis berita, mengedit, hingga mengirimkan naskah yang siap tayang.

Di depan kelas, Nur Istibsaroh, Kepala Biro ANTARA DIY, berdiri dengan mikrofon di tangan. Sesekali ia mengangkat tangan untuk menekankan poin penting, sementara slide di layar memaparkan definisi berita, jenis-jenisnya, hingga struktur piramida terbalik.

Mahasiswa di barisan depan tampak serius mencatat, beberapa menunduk merapikan kalimat, yang lain sesekali bertanya untuk memastikan pemahaman.

Istibsaroh menjelaskan perbedaan antara straight news yang berbasis waktu dan feature yang lebih fleksibel serta mendalam.

Baca juga: Singkong Dapur Sumberejo: Perjalanan Ibu-Ibu Pembuat Mie Instan Bebas Gluten dari Gunungkidul

"Berita straight news dan feature itu berbeda baik dari cara penulisan, pembuatan judul, sampai dengan perbedaan waktu ada yang terbentur waktu dan ada yang fleksibel,” ujar Istibsaroh.

Penjelasan itu memancing diskusi. Dari tempat duduknya, beberapa mahasiswa mengangkat tangan, bertanya tentang teknik memilih angle, cara menyusun lead yang kuat, hingga tantangan wartawan di era serba cepat saat ini.

Setelah materi selesai, suasana kelas berubah lebih riuh. Mahasiswa dibagi ke dalam kelompok kecil untuk praktik lapangan.

Tugasnya mewawancarai narasumber, menyusun naskah hard news, membuat feature, hingga membaca ulang tulisan masing-masing untuk sesi bedah karya. 

Beberapa kelompok tampak berdiskusi intens, sebagian lainnya menyiapkan pointer pertanyaan, layaknya reporter muda yang akan turun lapangan.

Pelatihan ini merupakan bagian dari Program Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) LKBN ANTARA.

Syamsyah, salah satu peserta, mengatakan pengalaman ini membuka pikirannya mengenai kerumitan di balik sebuah berita.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved