Berita Bantul Hari Ini
Regenerasi Pembatik Dibutuhkan di Padukuhan Gunting Pandak Bantul
Kabupaten Bantul terkenal dengan kerajinan batiknya, salah satunya berada di Padukuhan Gunting, Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak
Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
"Untuk regenerasi sulit. Saat ini kebanyakan ibu-ibu, yang muda-muda tidak ada. Maka jika saat ini ada sekolah-sekolah yang ada ekskul membatik maka diharapkan mampu menjadi generasi pembatik ke depannya," tandasnya.
Salah satu pembatik di Lanthing, Yuli Sriyani (30), mengungkapkan hal yang sama. Yuli mengungkapkan bahwa ia berasal dari keluarga pembatik.
"Membatik diturunkan dari ibu. Setidaknya di keluarga besar saya ada 5-6 orang yang seumuran dengan ibu saya yang membatik. Sedangkan generasi selanjutnya atau yang seumuran dengan saya, tidak ada, jadi cuma tersisa saya saja," ungkapnya.
Yuli menceritakan bahwa setiap hari dia selalu membatik di Lanthing. Bila diperlukan, kain batiknya akan dibawa ke rumah untuk dikerjakan di rumah atau lembur. Dalam seminggu, dirinya bisa membatik 10 kain dengan tema modifikasi.
Meski keluarga besarnya adalah pembatik, Yuli sendiri mengaku bahwa regenerasi adalah hal yang sulit saat ini. Ia sendiri sudah mengenalkan batik ke kedua anaknya, meski kedua anaknya masih duduk di bangku SD. Pun dirinya tidak akan memaksakan kepada kedua anaknya untuk menjadi seorang pembatik.
"Pengennya masih ada generasi penerus, jadi batik tidak mati, yang muda yang berkreasi jadi batik semakin berkembang," terangnya.
Di sisi lain, proses pengenalan batik saat ini juga dilakukan di beberapa sekolah di Kabupaten Bantul dengan ekstrakurikuler. Diharapkan dengan kegiatan ini, semakin banyak generasi muda yang mencintai batik dan ke depannya tidak menutup kemungkinan muncul pembatik-pembatik baru.
Baca juga: Cerita Raja Muhammad Hayuri Islami, Mahasiswa Baru UGM dengan Usia Termuda yakni 15 Tahun
Purwaningsih, Guru BK dari SMPN 4 Pandak mengungkapkan bahwa SMPN 4 Pandak memiliki ekstrakurikuler membatik.
Ia mengakui bahwa selama dua tahun kemarin, ekskul membatik sempat terhenti karena pandemi. Tak ada tatap muka juga membuat seluruh kegiatan termasuk ekskul terhenti.
"Mulai tahun pelajaran baru ini kita mulai lagi dan sudah masuk ekskul lagi dan sifatnya wajib," ungkapnya.
Kegiatan ini disebutnya bertujuan untuk mengangkat potensi di Pandak, terkhusus untuk mengangkat kerajinan batik. Selain itu, mengajarkan para siswa untuk membatik dimaksudkan agar regenerasi tidak terputus.
"Ini sudah masuk ekskul wajib, kelas 7 sampai kelas 9. Untuk kelas 7 karena pemula karya yang dihasilkan seperti taplak meja, kelas 8 malah menghasilkan seragam untuk adik kelas. Kalau kelas 9 sudah kontemporer," tandasnya.(nto)
