Berita Bantul Hari Ini

Program IP 400 di Bantul Tak Penuhi Target, Namun Produksi Beras Tetap Surplus

Namun seiring berjalannya waktu, dari 5.000 hektare yang ditargetkan digarap tahun ini, hanya terpenuhi sebesar 2.800 hektare.

Penulis: Santo Ari | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Bantul 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Sebagai upaya untuk mendukung program swasembada pangan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul telah menerapkan program Indeks Pertanaman (IP) 400 atau menanam sebanyak empat kali dalam satu tahun.

Dalam program ini Kabupaten Bantul telah mulai melakukan penanaman padi di lahan seluas 5.000 hektare.

Namun seiring berjalannya waktu, dari 5.000 hektare yang ditargetkan digarap tahun ini, hanya terpenuhi sebesar 2.800 hektare.

Baca juga: Tercatat Ada 13.230 Siswa di Kota Yogyakarta Terima Jaminan Pendidikan Daerah Hingga Juni 2022

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul Joko Waluyo mengatakan, bahwa taget 5.000 hektare dalam IP 400 tidak tercapai lantaran adanya perbaikan irigasi di beberapa titik.

Perbaikan yang dimaksud yakni di saluran irigasi di Padukuhan Blawong, Trimulyo, Jetis dan Pijenan, Wijirejo, Pandak yang berjalan dari bulan Mei hingga Oktober mendatang.

Meskipun target program padi IP 400 dari pemerintah pusat itu tidak tercapai pada tahun ini, namun ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak berpengaruh terhadap pola tanam padi lainnya di Bantul .

"Jadi yang tidak memenuhi target hanya program IP 400 saja karena ada perbaikan daerah irigasi, kalau beras di Bantul Alhamdulilah masih surplus," jelasnya, Selasa (12/7/2022).

Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2021 lalu, produksi panen padi di Bumi Projotamansari masih mencapai target panen atau menghasilkan 22 ribu ton beras dari total 29 ribu hektare lahan.

Adapun saat ini DIY telah memasuki musim kemarau, pihaknya pun mengimbau agar para petani yang berada di daerah rawan kekeringan di Bantul supaya bisa menyesuaikan kondisi.

"Petani dapat mengganti tanaman padi di lahan persawahan dengan tanaman palawija untuk mengantisipasi gagal panen," imbuhnya.

Selain itu, untuk mengantisipasi kerugian yang timbul karena musim kemarau ini pihaknya juga telah menyiapkan pompa yang bisa digunakan untuk mengairi lahan persawahan.

Ia menjelaskan, jumlah pompa kecil yang tersebar di Kabupaten Bantul telah mencapai ribuan sementara untuk pompa ukuran besar sudah disiapkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).

"Untuk saat ini kekeringan di Bantul belum ada, namun sudah kami siapkan antisipasi. Khususnya di daerah rawan kekeringan seperti Dlingo dan Imogiri," terangnya.

Baca juga: Bakal Jadi Syarat Perjalanan, Pemkot Yogyakarta Kebut Cakupan Vaksin Booster Penduduknya

Sementara itu, Wakil Bupati Bantul, Joko Purnomo menyatakan, untuk mengatasi ancaman kekeringan ini pihaknya telah menugaskan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) serta Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) untuk melakukan pengecekan sumber daya air yang ada di Bumi Projotamansari. 

Pengecekan dilakukan di dam atau bendung, termasuk saluran primer dan sekunder.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved