Gula Darah
Tips Mudah Menurunkan Gula Darah Penderita Diabetes di Pagi Hari Tanpa Minum Obat
Kenaikan gula darah puasa pada dini atau pagi hari dikenal dengan istilah fenomena fajar atau dawn effect.
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Tribunjogja.com - Gula darah melonjak di pagi hari jamak dialami penderita diabetes. Kenaikan gula darah puasa pada dini atau pagi hari dikenal dengan istilah fenomena fajar atau dawn effect.
Kondisi ini pada umumya terjadi antara pukul 02.00-08.00 WIB. Tapi, tubuh penderita diabetes mungkin tidak dapat merespons dengan cara yang sama.
Tapi, kondisi tersebut bisa memengaruhi siapa saja, bukan hanya penderita diabetes. Dan biasanya, tidak menjadi masalah karena tubuh secara alami memproduksi insulin untuk memperbaikinya.

Mengutip WebMD, saat bersiap untuk bangun di pagi hari, tubuh melepaskan gelombang hormon yang bisa bekerja melawan insulin dan menyebabkan kadar gula darah meningkat. Ini yang jadi kekhawatiran penderita diabetes.
Ini bisa menghasilkan kadar gula darah yang tinggi secara konsisten di pagi hari.
Padahal, kenaikan kadar gula darah jika terjadi terus-menerus termasuk di pagi hari, hal itu bisa meningkatkan risiko komplikasi jangka panjang.
Baca juga: Bukan Hanya Diabetes, Inilah Penyakit yang Mengintai Jika Gula Darah Terlalu Tinggi
Cara mudah menurunkan gula darah pada pagi hari
Beberapa cara yang bisa Anda ambil untuk menurunkan kadar gula darah pada pagi hari tanpa obat adalah melalui perbaikan gaya hidup dan perubahan pola makan.
Jika perubahan gaya hidup sederhana tidak berhasil, penderita diabetes sebaiknya bisa berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pendekatan terbaik guna menurunkan kadar gula darah mereka di pagi hari.
Berikut adalah beberapa cara menurukan gula darah tinggi pada pagi hari yang patut Anda pertimbangkan:
1. Perhatikan asupan lemak
Lemak sehat adalah bagian penting dari diet sehat, tetapi mereka mungkin memiliki dampak negatif pada kadar gula darah. Makan malam yang tinggi lemak dapat menunda kenaikan gula darah normal setelah makan hingga keesokan paginya. Hal ini terjadi karena lemak menyebabkan tubuh dan proses pencernaan melambat.
Karena makanan berlemak juga dapat menyebabkan obesitas, yang merupakan faktor risiko utama diabetes, mengonsumsi lebih sedikit lemak dan lebih banyak protein adalah pendekatan yang baik untuk seseorang yang hidup dengan diabetes.
American Diabetes Association merekomendasikan untuk memasukkan lebih banyak lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda daripada lemak jenuh atau lemak trans dalam diet Anda. Contoh lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda meliputi:
-Alpukat