Kesehatan

Daftar Penyakit Hasil Diagnosa Migrain yang Bisa Dialami Penderita Sakit Kepala Sebelah Level Parah

Diagnosa migrain ketika dalam kondisi sakit kompleks atau parah yang dilakukan dokter biasanya melalui pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Yoseph Hary W
medicalnewstoday
ilustrasi migrain 

TRIBUNJOGJA.COM - Apakah migrain atau sakit kepala sebelah berkaitan dengan adanya penyakit kronis lainnya? 

Apabila migrain dianggap cukup kompleks atau parah, biasanya dokter melakukan tes lanjutan untuk mengetahui ada tidaknya penyebab lain dari rasa sakit migrain yang dialami pasien.

Diagnosa migrain ketika dalam kondisi sakit kompleks atau parah yang dilakukan dokter biasanya melalui pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Hal ini untuk menghasilkan gambar rinci otak dan pembuluh darah.

Adapun pemeriksaan MRI dimaksudkan untuk membantu dokter mendiagnosis ada tidaknya kondisi lain di otak seperti tumor, stroke, perdarahan di otak, infeksi, dan kondisi otak dan sistem saraf (neurologis) lainnya, ulasan di laman emc.id dikutip Tribun Jogja hari ini.

Selain MRI, melalui CT scan maka akan diperoleh gambar penampang otak. Cara ini untuk membantu dokter mendiagnosis tumor, infeksi, kerusakan otak, pendarahan di otak.

CT Scan juga untuk menemukan masalah medis lainnya yang mungkin menyebabkan sakit kepala.

Baca juga: Sarwendah Migrain Sampai Harus Operasi, Apa Itu Migrain? Berikut Fakta Tentang Sakit Kepala Sebelah

Pengertian migrain

Migrain atau sakit kepala sebelah adalah nyeri kepala berulang dengan serangan nyeri yang berlangsung 4 sampai 72 jam, dikutip Tribun Jogja dari laman p2ptm kemkes. 

Migrain biasanya menyerang pada satu sisi kepala (unilateral), dan sifatnya berdenyut dengan intensitas nyeri sedang sampai berat (diperberat dengan aktivitas).

Sakit kepala sebelah juga sering disertai mual, muntah, fotofobia (sensitif terhadap cahaya), fonofobia (sensitif terhadap suara).

Disebutkan sekitar 20 persen wanita mengalami migrain dalam kehidupannya. Prevalensi migran masing – masing negara antara 3 sampai 35 persen.

Jenis Migrain

Berikut ini jenis-jenis migrain dikutip Tribun Jogja dari sumber laman yang sama, disebutkan ada beberapa jenis migrain atau sakit kepala sebelah

1. Migrain tanpa aura: sakit kepala migrain yang terjadi tanpa tanda-tanda atau gejala. Migrain tanpa aura didiagnosis setelah pasien diketahui memiliki sejarah serangan migrain sebanyak lima kali.

2. Migrain dengan aura: tanda-tanda yang mengawali sakit kepala migrain disebut aura. Tanda-tanda yang dirasakan sebelum terjadi migrain ini umumnya berupa masalah penglihatan (kilatan cahaya pada mata), kekakuan pada leher dan kesemutan pada anggota tubuh.

Migrain dengan aura juga dikenal sebagai migrain klasik. Jenis ini dialami sekitar sepertiga dari pengidap migrain.

3. Aura migrain tanpa sakit kepala: migrain terjadi ketika pengidap merasakan aura atau gejala migrain yang lain, tapi tanpa diiringi sakit kepala.

Baca juga: Hipertensi Kerap Jadi Kendala Jemaah Haji, Berikut Penyebab dan Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Penyebab dan diagnosa

Tribun Jogja mengutip dari laman emc.id, disebutkan bahwa sampai saat ini belum diketahui pasti apa penyebab migrain.

Namun demikian, faktor lingkungan dan genetika diketahui berperan memicu munculnya migrain, di mana migrain terjadi karena ketidakseimbangan aktivitas kimia di dalam otak.

Diagnosa migrain

Masih dari sumber emc, dokter ahli saraf/spesialis neurologi akan mendiagnosis migrain berdasarkan beberapa hal termasuk riwayat keluarga sebagai berikut:

Anamnesa riwayat medis pasien dengan memperhatikan informasi berikut:

  • Riwayat sakit kepala (frekuensi, tingkat keparahan, gejala)
  • Efek sakit kepala pada aktivitas sehari-hari
  • Sejarah sakit kepala di keluarga.
  • Pemeriksaan fisik dan penilaian neurologis secara menyeluruh dan lengkap

Apabila migrain dipertimbangkan tidak biasa, kompleks atau parah, dokter melakukan tes untuk menyingkirkan penyebab lain dari rasa sakit pasien.

Pemeriksaan oleh dokter dalam kondisi ini antara lain:

1. Pemindaian MRI untuk menghasilkan gambar rinci otak dan pembuluh darah.

Pemeriksaan MRI membantu dokter untuk mendiagnosis ada tidaknya kondisi lain di otak seperti tumor, stroke, perdarahan di otak, infeksi, dan kondisi otak dan sistem saraf (neurologis) lainnya.

2. CT scan.

Lewat CT scan akan mendapatkan gambar penampang otak secara terperinci. Cara ini untuk membantu dokter mendiagnosis tumor, infeksi, kerusakan otak, pendarahan di otak.

Selain itu juga untuk menemukan masalah medis lainnya yang mungkin menyebabkan sakit kepala.

Baca juga: Kombinasi Baru Obat Hipertensi Diklaim Ampuh Hilangkan Tekanan Darah Tinggi, Peneliti Uji Klinis

Cara mengatasi migrain

Berikut cara mengatasi migrain yang Tribun Jogja rangkum dari laman dinkes Surakarta:

a. Secara farmakologis (menggunakan obat kimia / herbal)

Hindari faktor pencetus yaitu mengubah gaya hidup agar lebih sehat. Konsumsi makanan/minuman yang mengandung banyak :

- Vitamin B2 (riboflavin) : hati, daging ayam, salmon, telur, kacang-kacangan, sayur hijau

- Koenzim : hati, jantung, ginjal, daging sapi, ayam, ikan kembung/makarel, sarden tuna, salmon, bayam, kembang kol, brokoli, jeruk, stroberi

- Magnesium : alpukat, dark choco, kacang polong, gandum utuh, pisang, sayuran hijau, ikan kembung, biji – bijian

- Untuk migrain ringan sampai sedang (tidak sampai mengganggu aktivitas), tidak dianjurkan menggunakan obat – obatan kimia, sebaliknya untuk menggunakan ramuan herbal.

b. Secara non farmakologis (menggunakan relaksasi, akupressur/akupuntur)

- Memijat ringan bagian kepala yang terserang migrain dengan perlahan

- Beristirahat / tidur di kamar yang sepi dan gelap

- Kompres dingin di atas dagu / belakang leher

- Relaksasi : menghirup napas dalam – dalam dan perlahan melalui hidung, mendengarkan musik, membayangkan berada di tempat yang menyenangkan

- Berlatih yoga yaitu kombinasi antara postur tubuh dan teknilk pernapasan

- Akupresur yaitu teknik penekanan pada titik – titik akupuntur di permukaan tubuh dengan tangan / alat bantu berujung tumpul. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan akupresur yaitu :

  • Pemeriksaan awal / anamnesa : riwayat trauma / jatuh, hamil
  • Kondisi kulit : tipis, sensitif (terutama pada lansia)
  • Kontraindikasi (kegawatdaruratan medik, kasus yang perlu pembedahan, penyakit infeksi/menular, kelainan pembekuan darah/penggunaan obat pengencer darah, luka bakar/borok/parut (kurang dari 1 tahun)
  • Penjelasan proses tata laksana akupresur pada penderita

(*/ Tribun Jogja )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved