BEBAN 60 Kg di Punggung Nenek 75 Tahun di Pasar Beringharjo
Adalah Mbok Ponijem, buruh gendong asal Kulon Progo yang telah menekuni usaha tersebut sejak tahun 1997 di pasar tradisional terbesar di Jogja itu.
“Itu perbandingan yang kami pakai, ya, agar pemerintah juga mengizinkan Pasar Beringharjo kembali beroperasi sampai malam hari.
Dibarengi dengan beberapa long weekend yang banyak muncul sepanjang April dan Mei lalu, kebijakan buka malam ini pun langsung memberikan dampak nyata untuk pelaku usaha.
Omzet yang didapatnya otomatis melonjak cukup signifikan, hingga mendekati masa-masa normal.
"Ya, buka sampai malam jelas berdampak, karena banyak wisatawan yang datang ke Malioboro kan baru malam hari, siangnya mereka jalan-jalan ke destinasi wisata. Jadi, tentu ada peningkatan omzet, 75-100 persen," jelasnya.
Sementara itu, pedagang Pasar Beringharjo lainnya, Noor Akbar, berharap kebijakan tersebut bisa ditetapkan, supaya kelangsungannya terjaga.
Menurutnya, saat ini merupakan momentum tepat bagi para pelaku usaha untuk meraup keuntungan, usai melalui periode-periode suram.
Terlebih, penataan Malioboro yang telah dilakukan secara masif oleh pemerintah daerah harus diimbangi pula dengan kebijakan-kebijakan yang lebih longgar soal perekonomian.
Sehingga, tambahnya, dampak dari penataan itu dapat dirasakan secara langsung oleh warga masyarakat.
"Harapannya bisa terus dilanjutkan lah, karena ini kan istilahnya untuk mengganti masa-masa sepi kemarin, ya, seperti saat puncak Covid-19, atau bulan puasa, itu sepi banget. Kita pengin golek ijol," kata Akbar. ( Tribunjogja.com/nei/aka)