Sinergi Pentahelix, Upaya Mendukung DI Yogyakarta Menjadi Destinasi Wisata Bertanggung Jawab

Sejumlah stakeholder di DI Yogyakarta berkomitmen untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai provinsi yang menjadi destinasi wisata bertanggung jawab.

Penulis: Ardhike Indah | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM/ Ardhike Indah
Konferensi pers Diskusi Pariwisata seri #1 2022 ‘Road to Yogyakarta as a Responsible Tourism Destination’ di Royal Ambarrukmo Hotel, Selasa (12/4/2022) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah stakeholder di DI Yogyakarta berkomitmen untuk mewujudkan Yogyakarta sebagai provinsi yang menjadi destinasi wisata bertanggung jawab.

Hal tersebut diwujudkan dalam Diskusi Pariwisata Seri #1 2022 ‘Road to Yogyakarta as A Responsible Tourism Destination’ yang diselenggarakan di Royal Ambarrukmo Hotel, Selasa (12/4/2022).

Adapun agenda itu diinisiasi oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY bersama dengan Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, serta Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) GIPI DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan, adanya diskusi seperti ini merupakan wujud nyata kolaborasi pemangku kepentingan untuk menjadikan di DI Yogyakarta sebagai destinasi wisata bertanggung jawab.

“Ini jadi komitmen kami bahwa Yogyakarta itu satu. Kami semua punya andil untuk menciptakan destinasi wisata yang bertanggung jawab, yang peduli lingkungan, sosial dan budaya,” kata Bobby dalam acara tersebut.

Baca juga: Kasus Covid-19 Landai, Dinkes Kulon Progo Sebut Terkendala Proses Pelacakan

Dia mengatakan, diskusi ini menjadi seri pertama dan ada 12 kali diskusi yang bakal diwujudkan.

Setiap sesi, jelasnya, bakal mengambil topik aktual dan kritikal yang harus didiskusikan oleh para stakeholder.

Setelahnya, dari hasil diskusi, akan ada rekomendasi kerja yang wajib diketahui setiap pemangku jabatan demi kepentingan DI Yogyakarta.

Ketua Badan Promosi Wisata (BPS) DIY, GKR Bendara membenarkan bahwa kolaborasi pemangku kepentingan di Yogyakarta ini cukup kritikal demi memulihkan perekonomian DIY.

Menurutnya, saat ini, industri wisata harus menuju kepada responsible tourism atau pariwisata bertanggung jawab dan tidak lagi mengutamakan mass tourism atau pariwisata masa.

Responsible tourism, dikatakan Bendara, menjadi kunci untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar obyek wisata. Juga, wisata harus berkelanjutan yang artinya harus peduli dengan lingkungan dan keadaan sosial.

“Ini momen yang kita nantikan ya. Adanya responsible tourism ini juga meminimalisasi pengerusakan sumber daya alam (SDA) dan meningkatkan kepercayaan wisatawan untuk terus datang ke Yogyakarta,” bebernya.

Dia mengungkap, pariwisata yang bertanggung jawab membuat pengelola harus lebih rendah hati dalam menyikapi kritik dan saran. Sebagai contoh, beberapa waktu belakangan, DIY dilanda banyak komentar negatif di media sosial.

Tidak terkecuali terkait klitih atau kejahatan jalanan, parkir mahal, kuliner yang sudah berjamur serta harga tiket masuk tempat wisata yang cukup mahal.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA
    Komentar

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved