Mutiara Ramadhan Tribun Jogja LDNU DIY
Menyikapi Wabah
Menangani persoalan Covid-19, sesungguhnya diperlukan berbagai pendekatan, tidak hanya pendekatan ekonomi, politik, atau psikologi.
Merasa tidak ada lagi harapan hidup, akhirnya ia bunuh diri. Ini mestinya tidak perlu terjadi, ketika ia memiliki pandangan teologis yang lurus terhadap COVID-19.
Mari kita sikapi wabah COVID-19 dengan sikap yang bijak agar kita mampu mengambil hikmah dan menggapai rahmah dari musibah ini. Setidaknya ada lima sikap bijak, yaitu: Pertama, sabar dan tabah, jangan berputus asa dari rahmat Allah Swt.
Kedua, istiqamah beribadah. Jaga sholat kita, perbaiki hubungan sosial dengan keluarga, kolega dan para tetangga.
Ketiga, tetap ikhtiar (berusaha) menjaga kesehatan tubuh dengan pola makan yang bagus, olah raga dan istirahat yang cukup. Di samping itu kita juga harus tetap ihtiyath ( berhati-hati jangan ceroboh atau sembrono). Mari kita biasakan pola hidup yang disiplin, tetap menjaga 5 M. (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menghidari kerumunan membatasi mobilitas).
Keempat, tetap optimis, kreatif dan produktif bekerja sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Jangan putus asa dari rahmat Allah.
Kelima, mari kita tetap jaga persaudaraan dan teguhkan kembali sikap solidaritas sosial dengan bersedia berbagi, ikut membantu kesulitan saudara-saudara kita yang terkena dampak COVID-19. Wa Allahu alam bi shawab. (*)