Headline

Pengakuan Dony Setelah Membunuh Sweetha Kusuma dan Anaknya di Semarang

"Pelaku memilih membuang di tempat sama karena merasa aman. Tempat pembuangan korban MFA dan Sweetha atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter.

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
Tribunjateng | IST
Mengenakan baju tahanan warna biru Dony Christiawan Eko Wahyudi (31) tampak tertunduk lesu saat di Polda Jateng, Jumat (18/3/2022). Dia berdiri diapit sejumlah petugas kepolisian Reserse dan Kriminal Polda Jateng. 

Sedangkan si anak bungsu Faezya tinggal bersama Tata di Perumahan Manggala Asri 3, Tirtoadi, Mlati, Sleman. Tata juga seorang nakes di salah satu rumah sakit swasta di Sleman.

Sekitar awal Februari, Tata menitipkan Faezya kepada Dony untuk dirawat di rumahnya di Semarang.

Bukannya dirawat dengan baik karena sedang sakit, anak itu justru kerap disiksa, disekap, dikunci di kamar, bahkan tak diberi makan oleh Dony, sang calon ayah tiri.

Dony mengaku kesal karena Faezya kerap menangis dan rewel. Hingga akhirnya bocah lima tahun ini mengembuskan napas terakhirnya lantaran kondisi tubuh yang lemas.

Panik. Dony berpikir pendek. Tanpa diberi pakaian, anak itu dibuang dari atas jembatan Tol Semarang-Ungaran Km 425, Pudak Payung, Banyumanik.

Tubuh mungil Faezya jatuh dari atas ketinggian sekitar 20 meter dengan kondisi beberapa tulang yang remuk.

Tata, sang ibu tentu saja menanyakan kondisi anaknya itu. Namun, selalu saja tidak diberi informasi keadaannya oleh Dony.

Desakan demi desakan terus dilakukan Tata untuk mengetahui kondisi sang buah hati. Dony kemudian meminta korban untuk datang ke Kota Semarang.

Senin, 7 Maret 2022, berangkatlah Tata ke Kota Semarang menggunakan kendaraan umum dan dijemput Dony di sekitaran Sukun, Banyumanik.

Dari situ, mereka berdua kemudian menuju ke sebuah hotel di Jalan dr Wahidin, Kota Semarang. Ketika di hotel itu, Tata sempat melambaikan tangan kepada pria. Dony cemburu.

Kejam

Di dalam hotel, Tata terus menanyakan kondisi sang anak kepada kekasih hatinya itu. Dony ketakutan, karena bocah malang itu telah tewas di tangannya. Jasadnya pun sudah dibuang di jurang bawah jembatan jalan tol.

Syahdan, Dony pun kalap. Dia mencekik leher Tata hingga lemas.

Tak bergerak. Lalu, korban dijerat menggunakan jilbab hingga tewas. Setelahnya, sarung digunakan untuk membungkus tubuh tanpa nyawa Tata dan dimasukkan ke mobil, untuk dibuang di lokasi yang tak jauh dari mayat sang anak bungsunya berada.

"Pelaku memilih membuang di tempat yang sama karena merasa aman. Tempat pembuangan korban MFA dan Sweetha atau ibu dan anak itu hanya berjarak 50 meter," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng, Kombes Djuhandhani Rahardjo Puro, di Mapolda Jateng, kemarin siang.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved