Erupsi Gunung Merapi
Ratusan Warga Lereng Gunung Merapi Sempat Mengungsi, BPBD DIY: Lebih karena Faktor Psikologis
Gunung Merapi terpantau meluncurkan 16 kali Awan Panas guguran pada 9-10 Maret 2022 dengan jarak luncur maksimum sejauh 5 km ke arah Kali Gendol .
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Gunung Merapi terpantau meluncurkan 16 kali Awan Panas guguran pada 9-10 Maret 2022 dengan jarak luncur maksimum sejauh 5 km ke arah Kali Gendol .
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, Erupsi Gunung Merapi membuat 193 warga Kalitengah Lor, Glagaharjo, Sleman Mengungsi saat Erupsi Gunung Merapi terjadi pada dini hari.
Kendati demikian, dia memastikan bahwa seluruh warga telah meninggalkan pengungsian sejak pagi tadi.
Baca juga: Tercatat 10 Anak di Kulon Progo Ajukan Dispensasi Nikah Karena Hamil
Menurutnya, warga memilih Mengungsi karena alasan psikologis. Luncuran awan panas juga belum melewati pemukiman warga.
Jarak luncur material vulkanik masih berada di dalam radius bahaya yang ditetapkan BPPTKG yakni sejauh 5 km dari puncak Gunung Merapi.
"Karena tadi malam ( Mengungsi ) lebih karena kondisi psikologis. Suaranya kan keras nah makanya tadi malam turun 193 masyarakat Kalitengah Lor. Pagi tadi sudah kembali ke rumah masing-masing," terang Biwara saat dihubungi Tribun Jogja, Kamis (10/3/2022).
Kendati demikian, Biwara memastikan bahwa posko pengungsian di sekitar kawasan Gunung Merapi siap diaktifkan sewaktu-waktu jika Merapi mengalami erupsi.
Berdasarkan pantauan BPPTKG, saat ini gunung yang berada di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah juga masih berstatus Siaga meski adanya peningkatan aktivitas.
"Maka kemudian masyarakat belum perlu ada pengungsian, tapi terus ikuti perkembangan informasi lewat BPBD provinsi, (BPBD) Sleman, maupun BPPTKG," jelasnya.
Lebih jauh, Biwara mengimbau masyarakat untuk tak panik jika letusan kembali terjadi.
Masyarakat juga diminta untuk terus memantau perkembangan aktivitas Merapi melalui instansi resmi pemerintah.
Baca juga: Pemkab Bantul Optimalkan Jaga Warga untuk Tekan Penyebaran Covid-19
"Jangan terhasut informasi hoax . Kalau ada info perlu dikonfirmasi dan dicek kembali di pos pos pemantau yang di wilayah itu. Karena di sana ada petugas yang berkompeten memberikan informasi," tegasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji memastikan kesiapan anggaran Pemda DIY untuk menanggulangi dampak bencana Erupsi Gunung Merapi.
Pemda DIY tercatat memiliki alokasi Belanja Tak Terduga (BTT) senilai lebih dari Rp 90 miliar.
Dana tersebut dimanfaatkan untuk menghadapi situasi bencana dan bisa dicairkan sewaktu-waktu di tengah kondisi darurat.
"Sudah ada (anggaran) dan dari sisi logistik dan pendanaan kita sudah siapkan BTT untuk itu dan kami hanya tinggal belanja kalau stok yang ada di sana habis," jelasnya. (tro)