Dilema Sekolah di Gunungkidul, Antara Patuhi Prokes Atau PTM 100 Persen
Sekolah di Kabupaten Gunungkidul telah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) penuh alias 100 persen sejak Senin kemarin.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Sekolah di Kabupaten Gunungkidul telah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) penuh alias 100 persen sejak Senin (03/01/2022) kemarin.
Meski demikian, pelaksanaannya memunculkan dilema, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan (prokes).
Kepala SMP Negeri 2 Wonosari, Agus Maryanto mengatakan secara teknis PTM penuh memang sudah dilakukan.
Namun praktiknya, waktu belajar masih dibagi 2 sesi.
"Tiap sesi itu ada 6 jam pelajaran, tapi tiap jam hanya 30 menit," jelas Agus ditemui pada Selasa (04/01/2022).
Ia mengatakan kendala ada pada desain meja kelas yang diperuntukkan bagi 2 pelajar.
Jika kapasitas penuh sebanyak 30 anak dalam satu kelas, konsekuensinya aturan jaga jarak jadi terabaikan.
Sedangkan untuk menjadikan 2 ruang jadi satu kelas, tenaga serta ruangan yang ada tidak mencukupi.
Alhasil, Agus pun akhirnya memutuskan tetap membagi sesi pembelajaran agar semua pelajar bisa masuk di hari yang sama.
"Ini yang sampai sekarang belum bisa kami pecahkan solusinya seperti apa," ujarnya.
Baca juga: PKKM Kembali Diperpanjang 2 Pekan, Berikut Peta Sebaran Wilayah Level 1,2 dan 3 di Indonesia
Baca juga: Berita DIY : Diizinkan PTM 100 Persen, Sekolah di DI Yogyakarta Butuh Persiapan
Kepala SMPN 3 Wonosari, Lilik Haryanto juga mengeluhkan hal yang sama.
Bahkan ia menyebut masalah ini dirasakan sebagian besar sekolah yang sudah melaksanakan PTM penuh.
Adapun sekolahnya memiliki sekitar 574 anak yang terbagi dalam 18 kelas.
Ia mengaku dilema, sebab jika dilakukan benar-benar 100 persen, maka prokes akan sulit diterapkan.
"Kecuali jaga jarak diabaikan asal tetap pakai masker dan cuci tangan, PTM 100 persen tidak jadi masalah," jelas Lilik.