Berita DI Yogyakarta Hari Ini
Musim Hujan Mulai Datang di Yogyakarta, 4 Penyakit Ini Perlu Diwaspadai
Penyakit yang sering muncul saat musim hujan, seperti flu, Demam Berdarah Dengue (DBD), Hepatitis A dan juga Leptospirosis.
Penulis: Ardhike Indah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ardhike Indah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Musim hujan di DI Yogyakarta sudah datang.
Maka dari itu, masyarakat harus mewaspadai sejumlah penyakit yang kerap muncul di musim seperti ini.
Komandan Detasemen Kesehatan Wilayah (Dandenkesyah) Yogyakarta, Letnan Kolonel Ckm (K) dr Virni Sagita Ismayawati MARS menjelaskan, hampir semua bakteri dan virus muncul di musim hujan.
Hal ini karena kondisi akan menjadi lebih lembab pascaterjadinya hujan, diikuti dengan daya tahan tubuh yang lemah.
“Apalagi, biasanya kalau musim hujan gini, kita malas berolahraga, jarang keluar rumah. Nah, ini rentan terjangkiti virus,” ungkapnya kepada Tribunjogja.com, Jumat (5/11/2021).
Baca juga: Masuk Musim Penghujan, Dinkes Kota Yogya Imbau Masyarakat Waspadai Potensi DBD
Dia menjelaskan, penyakit yang sering muncul juga bermacam-macam, seperti flu, Demam Berdarah Dengue (DBD), Hepatitis A dan juga Leptospirosis.
Maka, masyarakat harus waspada dengan sejumlah penyakit tersebut, karena bisa saja menimbulkan kefatalan bagi tubuh.
“Misalnya, seperti Hepatitis A yang menular melalui fecal-oral. Kita harus waspadai makanan yang tercemar virus Hepatitis A ini. Virus masuk ke mulut melalui benda, makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi,” bebernya.
Selain makanan, tempat makan dan lingkungan yang kurang bersih bisa menjadi sarana penyebaran Hepatitis A.
Dengan begitu, kunci agar tidak terpapar Hepatitis A adalah dengan mengimplementasikan Perilaku Hidup Bersih (PHBS).
Virni juga menyebutkan penyakit Leptospirosis yang biasa terjadi ketika musim hujan lantaran banyaknya perkembangbiakan tikus.
Tikus-tikus tersebut kemudian mengeluarkan kotoran dan bisa saja, kotoran itu terbawa genangan air dan tidak sengaja berkontak dengan manusia.
Baca juga: Dinkes Kulon Progo Ingatkan Masyarakat Ancaman DBD dan Diare Saat Musim Penghujan
“Pencegahannya dengan menjaga kebersihan tangan, sebelum makan cuci tangan dulu. Kalau banjir, jangan tercemar air genangan itu. Gunakan pelindung, sepatu boot,” terangnya.
Bakteri Leptospira dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka, baik luka kecil seperti luka lecet, maupun luka besar seperti luka robek.
Bakteri ini juga bisa masuk melalui mata, hidung, mulut, dan saluran pencernaan.
Ditanya bagaimana jika masyarakat terpaksa melewati area banjir, Virni menjawab, imunitas tubuh harus dijaga.
Dengan imunitas yang terjaga, maka bakteri Leptospira interrogans tidak bisa berkembang dalam tubuh.
Kata lain, badan bisa saja terinfeksi bakteri, tapi tidak sakit karena kekebalan tubuh yang baik.
“Di Rumah Sakit DKT Dr Soetarto, tempat saya bekerja, penyakit Leptospirosis ini cukup banyak kasusnya di saat musim hujan. Tahun lalu, saat musim seperti ini, ada sekitar 3-4 kasus dalam 1 bulan,” tuturnya.
Dia meminta, apabila masyarakat sudah merasakan gejala sakit kepala, mual, muntah dan merasa ada gangguan di hati, maka segera menuju ke rumah sakit (RS) untuk dilakukan pemeriksaan.
OLAHRAGA
“Agar tidak mudah terserang penyakit, maka kita perlu memperkuat daya tahan tubuh dengan makan makanan bergizi, ada cukup waktu untuk istirahat, olahraga di rumah, misalnya yoga,” tutur Virni.
Menurutnya, olahraga tidak perlu memerlukan tempat besar dan tetap bisa dikerjakan di rumah, seperti melakukan push up, sit up, skipping atau bisa juga bermain sepeda statis.
“Yang penting, bergerak 30 menit setiap hari. Olahraga 3x seminggu. Itu bisa menangkal segala macam kuman dan penyakit,” katanya.
JANGAN LUPA DBD
Virni turut mengingatkan masyarakat dengan adanya endemi Demam Berdarah Dengue (DBD).
Meski sedang sibuk dengan Covid-19, namun DBD tidak boleh dilupakan karena kasusnya masih cukup tinggi.
“DBD sama fatalnya dengan Covid-19, bisa sebabkan kematian. Ini musim hujan, maka pastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah kita,” beber Virni.
Dia merekomendasikan agar masyarakat bisa rajin membersihkan genangan air, menutup, mengubur dan menimbun barang yang dibutuhkan agar nyamuk pembawa virus Aedes aegypti tidak bersarang.
“Kadang DBD ini menipu, gejalanya dirasakan sudah membaik, tapi ternyata fatal. Ketika badan panas, maka wajib konsultasi ke dokter dan jangan sampai dehidrasi,” tutup Virni. ( Tribunjogja.com )