Hari Sumpah Pemuda

5 Cara Menghargai Jasa Pahlawan untuk Memperingati Hari Sumpah Pemuda

Janji dan sumpah yang telah diucapkan pada 28 Oktober 1928 lalu, tentu akan selalu dikenang dan dijadikan pedoman untuk kehidupan sekarang

Penulis: Tribun Jogja | Editor: Rina Eviana
Dok. Kompas
28 Oktober 1928 di halaman depan Gedung IC, Jl. Kramat 106, Jakarta. Tampak duduk dari kiri ke kanan antara lain (Prof.) Mr. Sunario, (Dr.) Sumarsono, (Dr.) Sapuan Saatrosatomo, (Dr.) Zakar, Antapermana, (Prof. Drs.) Moh. Sigit, (Dr.) Muljotarun, Mardani, Suprodjo, (Dr.) Siwy, (Dr.) Sudjito, (Dr.) Maluhollo. Berdiri dari kiri ke kanan antara lain (Prof. Mr.) Muh. Yamin, (Dr.) Suwondo (Tasikmalaya), (Prof. Dr.) Abu Hanafiah, Amilius, (Dr.) Mursito, (Mr.) Tamzil, (Dr.) Suparto, (Dr.) Malzar, (Dr.) M. Agus, (Mr.) Zainal Abidin, Sugito, (Dr.) H. Moh. Mahjudin, (Dr.) Santoso, Adang Kadarusman, (Dr.) Sulaiman, Siregar, (Prof. Dr.) Sudiono Pusponegoro, (Dr.) Suhardi Hardjolukito, (Dr.) Pangaribuan Siregar dan lain-lain. 

3.  Berinovasi

PLN berinovasi dalam mengembangkan program gerobak motor listrik untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro kecil (UMK)
PLN berinovasi dalam mengembangkan program gerobak motor listrik untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro kecil (UMK) (Ist)

Inovasi adalah hal snagat sederhana namun susah untuk dilakukan dan dikembangkan, inovasi yang dimaksud bisa mahasiswa atau dosen meneliti dan menciptakan produk yang bermanfaat, berinovasi dalam menggali ilmu pengetahuan, menganalisis dan menciptakan produk.

Saat kita berinovasi kita sudah bisa menunjukan kepada para pahlawan dan negara bahwa kita bisa berubah dengan cara yang berbeda dengan mengikuti perkembangan zaman, kita tidak berubah kita hanya mengasah kemampuan untuk menjadi sesuatu yang lebih baik.

Baca juga: Wajib Dicatat, Beginilah Sosok Pemuda Ideal dalam Islam yang Tertuang di Alquran

4.  Mencintai Tanah Air

Petani menimbang hasil panen padi hibrida di Pedukuhan Candi, Kalurahan Kampung, Ngawen, Gunungkidul.
Petani menimbang hasil panen padi hibrida di Pedukuhan Candi, Kalurahan Kampung, Ngawen, Gunungkidul. (TRIBUN JOGJA/Istimewa)

Hal yang paling utama saat kita berbicara tentang menghargai adalah kita harus bisa mencintai dan menerima dengan sepenuh hati.

Saat kita mencintai Tanah Air kita dengan segala yang ada disini dengan selalu menjaga lingkungan alam, dan mendukung produk-produk dalam negeri.

Banyak anak muda yang terlalu menggilai sesuatu yang bukan berasal dari negara sendiri karena menurut  mereka itu mengikuti zaman, itu sebenarnya tidak jadi masalah asal kita tidak lupa untuk menghargai dan mendukung produk kita untuk maju di pasar Internasional.

5. Mengingat jasa para pahlawan

Sejumlah pengunjung sedang membaca buku di perpustakaan daerah Kabupaten Bantul.
Sejumlah pengunjung sedang membaca buku di perpustakaan daerah Kabupaten Bantul. (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

Cara kita menghormati pahlawan adalah dengan selalu mengingat hari-hari penting seperti : Hari Kemerdekaan, Hari Sumpah Pemuda, Hari Kesaktian Pancasila, Hari Kartini, Hari Pendidikan dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, kita juga bisa membaca dan mengenang kembali jasa pahlawan lewat buku-buku sejarah, dengan begitu kita bisa lebih mengetahui perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI. ( MG – Fabiana Rosalia Kore)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved