Pendidikan

Sonjo Sebut Relawan Mulai Kelelahan, Negara di Ambang Bencana Kemanusiaan

Beberapa rumah sakit di beberapa kota di Indonesia bahkan tidak mampu menampung pasien karena kamar khusus Covid-19 sudah terisi penuh.

Editor: Gaya Lufityanti
Istimewa
Relawan PMI Gunungkidul saat menangani pemakaman jasad terkonfirmasi positif COVID-19 pada 17 Februari lalu. 

TRIBUNJOGJA.COM - Kasus Covid-19 saat ini meningkat drastis.

Beberapa rumah sakit di beberapa kota di Indonesia bahkan tidak mampu menampung pasien karena kamar khusus Covid-19 sudah terisi penuh.

Di DIY sendiri, umumnya pasien Covid-19 yang dilarikan berobat ke rumah sakit dijemput oleh para relawan.

Bahkan mereka juga mencarikan rumah sakit yang masih bisa menampung pasien Covid-19.

Namun semakin banyaknya pasien Covid-19 menjadikan relawan mulai merasa kewalahan dan kelelahan.

Baca juga: Mensos RI Sebut Penyandang Disabilitas Jadi Sasaran Prioritas Vaksinasi Covid-19

Oleh karena itu segenap relawan mendesak pemerintah daerah dan pemerintah pusat mengambil kebijakan tegas di lapangan dan tidak sekedar menyampaikan imbauan saja.

Hal itu mengemuka dalam konferensi pers yang disampaikan organisasi gerakan kemanusiaan Sambatan Jogja (Sonjo) yang dilakukan secara daring, Rabu (30/6/2021).   

Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Dr Rimawan Pradiptyo selaku inisiator Sonjo mengatakan pihaknya menerima keluhan dari para relawan yang selama ini bekerja di lapangan karena meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di tengah masyarakat dan banyaknya rumah sakit yang terisi penuh sehingga menutup layanan pasien Covid-19.

Bahkan yang membuat miris, pasien yang memilih isolasi mandiri di rumah akhirnya meninggal dunia.

Menurutnya pemerintah daerah dan pemerintah pusat segera turun tangan karena jika lonjakan kasus ini tidak ditanggulangi maka Indonesia berada dalam ancaman bencana kemanusiaan.

Baca juga: Daftar Shelter Karantina Covid-19 di Wilayah DI Yogyakarta

“Situasi sangat berat, selain relawan yang kelelahan, ada pasien Covid-19 yang dilarikan cari IGD namun akhirnya meninggal,” katanya.

Rimawan Pradiptyo menuturkan pihaknya sudah mendesak pemda dan pemerintah pusat untuk membangun shelter dan rumah sakit khusus lapangan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten.

Bahkan juga dibangun untuk shelter tingkat Desa.

“Seperti di Bantul dan Sleman, shelter Kabupaten sudah penuh, problemnya tinggal mengaktifkan shelter desa. Apalagi sudah banyak saudara kita yang wafat di isoman. Banyak juga yang tidak masuk ke IGD karena penuh, kondisi itu tidak bisa kita pungkiri,” paparnya.

Alissa Wahid, aktivis Gusdurian Network Indonesia mengatakan pemerintah jangan hanya mengandalkan pada relawan sebab menurutnya relawan tidak bisa mengatasi jumlah pasien yang butuh bantuan untuk dibawa ke IGD.

Baca juga: Kasus Terkonfirmasi Covid-19 DI Yogyakarta 62.276, Sri Sultan: Jangan Egois

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved