Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul Meningkat, Relawan Sebut Sulit Lakukan Penanganan
Selama Januari-Juni 2021, Gunungkidul telah mencatatkan 22 kasus bunuh diri. Jumlah ini nyaris mendekati angka total kasus bunuh diri
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Selama Januari-Juni 2021, Gunungkidul telah mencatatkan 22 kasus bunuh diri. Jumlah ini nyaris mendekati angka total kasus bunuh diri yang tercatat pada 2020 silam, yaitu sebanyak 29 kasus.
Wage Dhaksinarga, Relawan dari Inti Mata Jiwa (IMAJI), yang peduli terhadap masalah kesehatan jiwa mengakui bahwa upaya menekan angka kasus bunuh diri di Gunungkidul masih sulit dilakukan.
"Bunuh diri ini kan penyebabnya multifaktor, jadi agak sulit menentukan indikator yang jelas untuk penanganannya," jelas Wage dihubungi pada Kamis (17/06/2021).
Baca juga: BREAKING NEWS: Kasus Covid-19 di DI Yogyakarta Meroket, Pemda DIY Tunda Pembelajaran Tatap Muka
Tak hanya dari latar belakang penyebab, ia juga menyebut kondisi geografis Gunungkidul yang luas juga menyulitkan penanganan. Sebab dibutuhkan anggaran yang tak sedikit untuk prosesnya.
Wage mengatakan pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan Bupati Gunungkidul Sunaryanta, membahas penanganan bunuh diri. Menurutnya, Sunaryanta saat itu juga mengakui adanya kesulitan.
"Kesulitan karena anggaran yang tak bisa maksimal, ditambah cakupan wilayah yang luas," jelasnya.
Pun begitu, Wage menyebut Bupati sudah melempar wacana membuat proyek percontohan untuk penanganan bunuh diri dan kesehatan jiwa. Namun ia tak mengetahui sejauh mana proyek itu kini berjalan.
Pada satu sisi, ia mengaku senang dengan upaya Bupati saat ini dalam penanganan kasus bunuh diri. Namun menurutnya diperlukan keseriusan yang lebih jika ingin penanganan bisa berjalan.
"Perlu dilakukan secara serius dan berkelanjutan, termasuk menyentuh langsung ke warga yang rawan melakukan aksi bunuh diri," kata Wage.
Pihaknya pun masih mengkaji fenomena bunuh diri yang masih terus berlangsung. Meski demikian, ia mengakui ada tren peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
Kasubbag Humas Polres Gunungkidul Iptu Suryanto mengatakan sebagian besar aksi dilakukan dengan cara gantung diri. Tercatat hanya 2 kasus di tahun ini yang dilakukan dengan meminum zat beracun.
"Sebagian besar korbannya perempuan, dan rata-rata lanjut usia (lansia)," katanya ditemui siang tadi.
Baca juga: Kasus COVID-19 di Bantul Melonjak, Terjadi Antrean di Shelter Kabupaten
Merujuk data yang ada, Suryanto mengatakan latar penyebabnya beragam. Namun paling banyak karena penyakit menahun yang diderita warga lansia, sisanya karena motif ekonomi.
Pihaknya pun rutin melakukan pendataan kasus bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul. Ia memastikan seluruh kejadian pasti tercatat dan dirangkum menjadi data terpadu.
"Data itu kemudian kami serahkan ke pimpinan serta pemerintah kabupaten untuk tindak lanjutnya," jelas Suryanto. (alx)