Kasus COVID-19 di Bantul Melonjak, Terjadi Antrean di Shelter Kabupaten
Lonjakan kasus COVID-19 membuat shelter kabupaten penuh. Bahkan ada antrian 84 pasien yang belum dirawat di shelter Kabupaten.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Lonjakan kasus COVID-19 membuat shelter kabupaten penuh. Bahkan ada antrian 84 pasien yang belum dirawat di shelter Kabupaten.
Jubir Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa mengakui adanya antrean pasien di shelter kabupaten. Saat ini pihaknya masih berupaya untuk mengurai antrian tersebut.
Baca juga: Pelajar Asal Gunungkidul Jadi Korban Penyebaran Materi Vulgar di Medsos, Ini Pengakuan Pelaku
"Ya, ada antrean untuk OTG dan gejala ringan untuk masuk shelter dan RSLKC (Rumah Sakit Lapangan Khusus COVID-19). Saat ini masih antri dan berproses. Hari ini saya belum tahu berapa yang sudah masuk dan berapa yang belum," katanya, Kamis (17/06/2021).
Sosok yang akrab disapa Oki tersebut mengungkapkan yang menyebabkan antrean tersebut adalah keinginan pasien untuk memilih.
Padahal untuk pasien OTG dan gejala ringan seharusnya bisa isolasi di shelter kabupaten.
Menurut dia, alasan pasien COVID-19 memilih shelter kabupaten karena kenyamanan individual pasien. Masing-masing pasien memiliki persepsi sendiri.
Baca juga: AC MILAN Ikut Berburu Junior Messias Bersama Torino, Atalanta dan Napoli
"Keinginan memilih itu juga menjadi salah satu penyebab antrean. Kalau status tanpa gejala sebenarnya bisa diisolasi di shelter kalurahan. Pastinya kenyamanan individual, masing-masing mempunyai persepsi sendiri," ungkapnya.
Ia menyebut seharusnya pemangku wilayah sudah memahami dan mensosialisasikan Perbub Nomor 6 Tahun 2021.
Sebelumnya, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Bantul, Joko B Purnomo mengatakan seluruh kalurahan di Kabupaten Bantul sudah memiliki shelter.
Sehingga pasien COVID-19 yang mengalami gejala ringan bisa menjalani isolasi di shelter kalurahan.
Dengan adanya lonjakan kasus dan penuhnya kapasitas shelter Kabupaten maupun RSLKC, pihaknya bakal mengoptimalkan shelter kabupaten.
"Shelter kalurahan bisa digunakan, bahkan di Sumbermulyo itu ada pasien dari luar Kalurahan Sumbermulyo. Prinsipnya semua kalurahan bisa menerima pasien di luar domisili pasien. Kami juga sudah memberikan bantuan logistik," ujarnya. (maw)