Yogyakarta
Rangsang Pertumbuhan Ekonomi, Sri Sultan Minta Warga DIY Tak Belanja di Luar Daerah
Jumlah uang yang beredar di DIY dapat meningkat dan diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
Penulis: Yuwantoro Winduajie | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perekonomian DIY triwulan I tahun 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 6,14 %.
Adapun dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2020 lalu, ekonomi DIY sempat mengalami kontraksi sebesar 0,17 %.
Untuk mempertahankan momentum tersebut, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengimbau masyarakat untuk tak belanja di luar wilayah DIY.
Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di DIY dapat meningkat dan diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.
"Memang harus begitu. Misalnya saya dibayar Pemda DIY untuk jadi gubernur ya uangnya saya belanjakan di Yogya bukan di tempat lain," papar Sultan saat ditemui di Kompleks Kepatihan, Selasa (18/5/2021).
Baca juga: Ekonomi di DI Yogyakarta Triwulan I 2020 Melesat 6,14 Persen
Selain itu, Sultan juga meminta kepada pemerintah kabupaten/kota untuk segera membelanjakan APBD-nya dalam wujud program kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kalau nggak cepat dibelanjakan, uang beredar di masyarakat jadi terbatas ya (ekonomi) nggak naik," tegasnya.
Sultan mengungkapkan, saat ini ekonomi DIY belum tumbuh secara optimal.
Sebab, mahasiswa luar daerah yang dianggap sebagai salah satu penggerak ekonomi daerah belum bisa kembali ke wilayah ini akibat pandemi COVID-19.
"Mahasiswa otomatis yang hidup di Yogya membelanjakan untuk kos dan warung itu memberikan pertumbuhan ekonomi di Yogya. Kalau itu datang uang beredar makin banyak," ucapnya.
Sri Sultan pun dalam waktu dekat ini belum akan membuka penuh aktivitas perkuliahan di perguruan tinggi. Pasalnya, tren penularan COVID-19 di DIY masih tergolong fluktuatif.
"(Kasus positif COVID-19) di luar Jawa kan juga lagi tinggi," paparnya. ( Tribunjogja.com )