Ekonomi di DI Yogyakarta Triwulan I 2020 Melesat 6,14 Persen
Pertumbuhan perekonomian DIY triwulan I-2021 dibanding triwulan I-2020 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,14 persen, berbeda arah dibanding triwulan
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM - Pertumbuhan perekonomian DIY triwulan I-2021 dibanding triwulan I-2020 (y-on-y) tumbuh sebesar 6,14 persen, berbeda arah dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi 0,31 persen.
Pertumbuhan tersebut didorong oleh kinerja di 11 kategori/ lapangan usaha. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada kategori Informasi dan Telekomunikasi yaitu sebesar 31,91 persen.
Selanjutnya Pengadaan Air sebesar 18,24 persen, Konstruksi 11,40 persen, dan Jasa Kesehatan 10,93 persen.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi DIY jika dibanding triwulan IV2020 perekonomian DIY mengalami pertumbuhan sebesar 0,86 persen (qtq).
Baca juga: Dosen FEB UGM Bagikan Tips Kelola Keuangan Jelang Lebaran Saat Pandemi Agar Tidak Boros
Perekonomian DIY yang diukur dari nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan I 2021 mencapai Rp 37,23 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 26,94 triliun.
"Geliat pertumbuhan ekonomi DIY bisa dilihat dari keterbandinganya dengan pertumbuhan yang terjadi di lingkup Pulau Jawa maupun terhadap 34 provinsi di Indonesia. Agregat PDRB Pulau Jawa masih terkontraksi sebesar 0,83 persen (y-on-y). DIY merupakan satu-satunya provinsi di Pulau Jawa yang mengalami pertumbuhan positif, yaitu sebesar 6,14 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY Sugeng Arianto.
Sementara itu, Kepala Bappeda DIY Beni Suharsono pun mengapresiasi naiknya pertumbuhan ekonomi DIY yang cukup signifikan.
Menurut dia, banyak pihak yang terlibat dalam meningkatnya pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 ini.
Keterlibatan stakeholders hingga UMKM menjadi amunisi tumbuhnya ekonomi DIY. "Kita kemarin kan prihatin sekali, dorongan pertumbuhan ekonomi sangat mendasar mulai dari UMKM yang kita dorong," ujar Beni, Rabu (5/5/2021).
Pertumbuhan itu, kata Beni dimulai dari masyarakat yang memiliki daya tahan tangguh. Sebab, tak semua sektor bisa tumbuh.
"Beberapa sektor kontraksi, tapi beberapa sektor lainnya bisa tumbuh itu karena masyarakat dengan kerja sama multi stakeholder," kata dia.
Beni melihat salah satu yang memberikan andil pertumbuhan ekonomi adalah sektor informasi dan telekomunikasi. Namun ia juga menyoroti sektor pertanian yang tumbuh pesat.
"Tetapi jangan lupa di pedesaan pertanian tumbuh pesat, sehingga sempat over supply. Maka tugas pemerintah daerah mengamankan over supply agar harganya tidak turun," ujarnya
Selain itu, Beni berharap pertumbuhan ini tetap bisa dipertahankan. Satu di antaranya adalah dengan upaya mendorong belanja pemerintah.
"Belanja pemerintah juga kita dorong di triwulan kedua agar bisa dibelanjakan secara penuh. Termasuk pengadaan barang dan jasa, pembangunan gedung-gedung juga kita dorong paling lambat di triwulan kedua sudah bisa berjalan," jelasnya.
Baca juga: Momen Penuh Haru, Ridwan Kamil Akhirnya Bisa Memeluk Sang Istri Setelah Terpisah Selama 3 Minggu