Penyebab Utama Kenapa Seseorang Dikuasai Amarah : Pikir Dulu Sebelum Anda Menyesal

Ada banyak pemicu kemarahan yang umum, seperti kehilangan kesabaran, perasaan seolah-olah pendapat atau upaya Anda tidak dihargai, dan ketidakadilan.

Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
mensline.org.au
Ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Kemarahan tidak selalu buruk, tetapi harus ditangani dengan tepat. Pertimbangkan tujuan kemarahan dan pendekatan terbaik untuk mengelola kemarahan.

Apakah itu kemarahan ?

Kemarahan adalah respons alami terhadap ancaman yang dirasakan.

Ini menyebabkan tubuh Anda melepaskan adrenalin, otot Anda menegang, dan detak jantung serta tekanan darah Anda meningkat.

Baca juga: Demi Kebaikan Anda Sendiri, Ketahuilah 5 Cara Mengendalikan Amarah Berikut Ini

Indra Anda mungkin terasa lebih tajam dan wajah serta tangan Anda memerah.

Namun, kemarahan menjadi masalah hanya jika Anda tidak mengelolanya dengan cara yang sehat.

Jadi, bolehkah Anda marah?

Marah tidak selalu berarti buruk.

Menjadi marah dapat membantu Anda menyampaikan kekhawatiran Anda.

Itu dapat mencegah orang lain menindas Anda.

Ini dapat memotivasi Anda untuk melakukan sesuatu yang positif. Kuncinya adalah mengelola amarah Anda dengan cara yang sehat.

Apa yang menyebabkan orang marah?

Ada banyak pemicu kemarahan yang umum, seperti kehilangan kesabaran, perasaan seolah-olah pendapat atau upaya Anda tidak dihargai, dan ketidakadilan.

Penyebab kemarahan lainnya termasuk ingatan akan peristiwa traumatis atau yang membuat marah dan mengkhawatirkan masalah pribadi.

Anda juga memiliki pemicu kemarahan yang unik, berdasarkan apa yang diajarkan kepada Anda untuk diharapkan dari diri sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar Anda.

Riwayat pribadi Anda juga memberi pengaruh pada reaksi Anda terhadap amarah.

Misalnya, jika Anda tidak diajari cara mengungkapkan kemarahan dengan tepat, rasa frustrasi Anda mungkin membara dan membuat Anda sengsara, atau menumpuk sampai Anda meledak dalam ledakan amarah.

Kecenderungan yang diwariskan, kimiawi otak, atau kondisi medis yang mendasari juga berperan dalam kecenderungan Anda untuk melampiaskan amarah.

Baca juga: 5 Cara Menghadapi Orang yang Marah dan Berkata Kasar Menurut Tinjauan Psikologi

Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi amarah?

Saat Anda marah, Anda dapat mengatasi perasaan Anda melalui:

Ekspresi. Ini adalah tindakan untuk menyampaikan amarah Anda. Ekspresi berkisar dari diskusi yang masuk akal dan rasional hingga ledakan kekerasan.

Penekanan. Ini adalah upaya untuk menahan amarah Anda dan mungkin mengubahnya menjadi perilaku yang lebih konstruktif. Namun, menekan amarah dapat menyebabkan Anda mengalihkan amarah ke dalam diri Anda sendiri atau mengungkapkan amarah Anda melalui perilaku pasif-agresif.

Tenang. Ini adalah saat Anda mengontrol perilaku luar dan respons internal Anda dengan menenangkan diri sendiri dan membiarkan perasaan Anda mereda.

Idealnya, Anda akan memilih ekspresi konstruktif - menyatakan kekhawatiran dan kebutuhan Anda dengan jelas dan langsung, tanpa menyakiti orang lain atau mencoba mengendalikannya.

Baca juga: Berkaca pada Kasus Ibu-ibu Marahi Kurir, Ini 4 Jenis Kemarahan yang Perlu Anda Tahu

Bisakah amarah membahayakan kesehatan Anda?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengungkapkan kemarahan secara tidak tepat - seperti menahan amarah - dapat berbahaya bagi kesehatan Anda.

Menekan kemarahan tampaknya memperburuk rasa sakit kronis, sementara mengungkapkan kemarahan bisa mengurangi rasa sakit.

Ada juga bukti bahwa kemarahan dan permusuhan dikaitkan dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, tukak lambung, dan stroke.

Kapan bantuan profesional dibutuhkan?

Belajar mengendalikan amarah terkadang merupakan tantangan bagi semua orang.

Pertimbangkan mencari bantuan untuk masalah kemarahan jika kemarahan Anda tampak tidak terkendali, menyebabkan Anda melakukan hal-hal yang Anda sesali, menyakiti orang-orang di sekitar Anda, atau merusak hubungan pribadi Anda. (*/Mayo Clinic)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved