KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Sang Fuhrer Tembak Kepalanya, Eva Braun Telan Kapsul Racun

Tubuh Hitler telentang di sofa. Kepalanya berlumuran darah. Hitler menembakkan revolver lewat mulut menembus kepalanya.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Bettmann Archive
Foto candid Hitler dan kekasihnya Eva Braun 

Hitler meneruskan santap siang pukul 14.30, didampingi Eva Braun dan dua sekretaris dan juru masaknya.

Saat bersamaan Erich Kempka, sopir pribadi Hitle rmenerima perintah menyiapkan 200 liter bensin. Susah payah ia mencari, dan hanya dapat 180 liter.

Setelah makan siang berakhir, Hitler mengajak Eva Braun mengucapkan selamat tinggal pada semua orang di ruangan.

Istri Goebbels yang cantik, tidak Nampak. Ia rupanya sedang menata hati, menguatkan mental, karena dalam posisi sulit harus membunuh enam anaknya yang masih kecil.

Ucapan selamat tinggal telah disampaikan Hitler dan istrinya. Mereka berjalan bersisian menuju kamar pribadinya. Pintu ditutup. Beberapa detik kemudian, letusan revolver terdengar dari dalam kamar. Hanya satu kali. Mereka yang di luar menanti beberapa saat, menunggu letusan kedua jika ada.

Tapi itu tidak pernah terjadi. Hanya ada kesunyian panjang. Orang-orang lalu perlahan membuka pintu, masuk kamar dan mendapati jasad Hitler dan Eva Braun.

Tubuh Hitler telentang di sofa. Kepalanya berlumuran darah. Hitler menembakkan revolver lewat mulut menembus kepalanya.

Sedangkan Eva Braun tergeletak di sampingnya. Dua revolver tergeletak di lantai. Eva Braun rupanya memilih menelan kapsul sianida.

Waktu menunjukkan pukul 15.30 waktu Berlin, tanggal 30 April 1945, 76 tahun dari hari ini, 30 April 2021.

Pelayan Hitler dan ajudannya, Heinz Linge, lalu mengangkat tubuh Hitler yang terbungkus selimut tentara.

Kepalanya yang rusak oleh tembakan, ditutup rapat. Sementara Goebbels membopong tubuh Eva Braun yang bersih tanpa darah dan luka., kemudian diserahkan ke Kempka.

Mayat-mayat itu dibawa ke taman istana, saat tembakan Rusia mereda. Jasad Hitler dan Braun ditempatkan di lubang bekas tembakan mortar.

Bensin dituangkan di atas tubuh-tubuh tak bernyawa, lalu dibakar. Martin Borman dan Jozeph Goebbels mengambil posisi di dekat pintu masuk bunker.

Saat nyala api membesar dan membubung, mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi, memberi salut dan hormat perpisahan ala Nazi.

Tak menunggu api mereda, rombongan kecil itu menghilang ke dalam bunker. Api diharapkan menyelesaikabn tugasnya, memusnahkan tubuh Hitler dan istrinya.

Bombardemen Rusia terus diarahkan ke Reichstag, bangunan besar nan megah yang jadi jantung Kerajaan Ketiga.

Kabar kematian Adolf Hitler, sang Fuehrer, belum tersiarkan secara publik. Sekutu dan Rusia belum juga mengetahuinya. Berlin belum sepenuhnya jatuh.(Tribunjogja.com/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved