KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Sang Fuhrer Tembak Kepalanya, Eva Braun Telan Kapsul Racun

Tubuh Hitler telentang di sofa. Kepalanya berlumuran darah. Hitler menembakkan revolver lewat mulut menembus kepalanya.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Bettmann Archive
Foto candid Hitler dan kekasihnya Eva Braun 

Sorenya, kabar buruk tiba dari Italia. Benitto Mussolini, teman dekat Hitler dan tokoh fasis, tertangkap dan dieksekusi bersama selirnya, Clara Petacci.

Kematian mengenaskan Mussolini sudah terjadi dua hari sebelumnya. Mayatnya dilemparkan ke tanah lapang di pusat kota Milan.

Gambaran buruk itu kemungkinan semakin memperkokoh tekad Hitler, untuk tidak jatuh hidup-hidup ke tangan pasukan Rusia yang mengepungnya.

Menjelang malam, Hitler mempersiapkan kematiannya. Tiga anjing kesayangannya dieksekusi. Satu diracun, dua lain ditembak mati.

Dua sekretarisnya ia panggil, disodori kapsul racun sianida, jika mereka menghendaki. Frau Yunge, satu di antara sekretarisnya ia perintahkan menghancurkan berkas di laci meja ruangannya.

Hitler memerintahkan siapapun di bunker untuk tidak tidur sebelum ia perintahkan. Banyak yang menduga, waktunya telah tiba dan ini kesempatan mengucapkan selamat tinggal kepadanya.

Selepas malam, sekira pukul 02.30, Hitler keluar kamar, menuju ruang makan. Ada 20 orang di ruangan itu, kebanyakan perempuan dan para pembantu pribadinya.

Hitler menyalami semua yang berbaris di ruangan, pandangan matanya sayu, kelabu, dan seperti menembus I tembok-tembok bunker yang kokoh.

Sedikit kata-kata dan pesannya. Hitler kemudian masuk lagi ke kamar pribadinya. Mereka yang di luar diliputi ketegangan.

Sebagian berusaha mengusir rasa waswas di kantin sembari dansa-dansi hingga sedemikian ribut suaranya.

Martin Borman, yang masih tinggal di bunker, berusaha menggunakan inisiatifnya sendiri untuk mencoba menjangkau Doenitz.

Maksudnya, jika ia lolos, dan perang bisa dibalikkan situasinya, maka ia punya cantolan lagi untuk bertahan di kekuasaan Jerman.

Malam berlalu dan pagi menjelang. Suasana di tas bunker semakin buruk. Tentara Rusia sudah berkeliaran di lapangan di dalam Reichstag.

Hitler menggelar konfrenesi militer hariannya, bersama Borman, Goebbels, dan Jenderal Krebs dan beberapa perwira yang tersisa.

Tidak ada lagi harapan dari hasil analisis militer. Pertahanan kota sudah hancur, bantuan militer tidak bisa diharapkan lagi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved