KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Sang Fuhrer Tembak Kepalanya, Eva Braun Telan Kapsul Racun
Tubuh Hitler telentang di sofa. Kepalanya berlumuran darah. Hitler menembakkan revolver lewat mulut menembus kepalanya.
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
JOSEPH Goebbels beranjak ke kamarnya selepas Subuh, beberapa saat setelah Adolf Hitler masuk ke kamar pribadinya pada 29 April 1945.
Goebbels menuliskan surat wasiat dan testamen politiknya, yang ia nyatakan lampiran testamen Fuehrer. Testamen itu sampai ke tangan paskuan Sekutu sesudah perang berlalu.
Goebbels, sang propagandis Nazi, teman setia Hitler menyatakan, ia untuk pertama dan terakhir kali mutlak menolak perintah pemimpinnya.
Oleh Hitler, sebenarnya Goebbels diperintahkan meninggalkan Berlin. “Istri dan anak-anak saya turut menyertai penolakan ini,” tulis Goebbels.
Baca juga: KISAH HARI-HARI AKHIR ADOLF HITLER : Kabar Pengkhianatan Himmler Mengguncang Seisi Bunker
“Terlepas dari kenyataan, bahwa perasaan kemanusiaan dan kesetiaan pribadi melarang kami meninggalkan Fuehrer, dalam saat-saat yang sangat memerlukan,” tambahnya.
“Maka kalau saya berbuat lain, maka selama hidup saya kaan merupakan pengkhianat yang hina dan seorang bajingan, saya akan kehilangan harga diri dan kehilangan respek rakyat saya,” lanjut Goebbels.
Inti wasiat dan testamen Goebbels seperti itu. Atas dasar alasan kesetiaan tertinggi itulah, ia dan istrinya serta mewakili anak-anaknya, telah memutuskan untuk tetap di samping Fuhrer.
Mereka akan mengakhiri hidup, yang menurut Goebbels sudah tidak ada harganya lagi kalau ia tidak menggunakannya untuk mengabdi pada Hitler.
Baca juga: KISAH Hidup ADOLF HITLER, Atas Hasutan Borman, Goering Ditangkap Pasukan SS
Testamen Hitler dan Goebbels dikirimkan ke Admiral Doenitz sebagai pemimpin baru militer Jerman. Tiga kurir ditugaskan menembus pengepungan Rusia di sekeliling Berlin.
Mereka terdiri Mayor Willi Johanmeier, ajudan militer Hitler. Kedua, Wilhelm Zender, perwira SS dan orang dkeat Martin Borman.
Orang ketiga Heinz Lorentz, pegawai Kementerian Propaganda yang menerima kabar pengkhianatan Heinrich Himler.
Baca juga: Hari-hari Terakhir Adolf Hitler : Tepat 76 Tahun Lalu, Saat Sang Fuhrer Menjerit di Dalam Bunker
Sepanjang siang hingga sore itu, langit Berlin kelabu. Asap mesiu, kebakaran, dan sisa pengeboman memenuhi kota. Ketiga kurir itu berhasil menembus rumitnya berlapis kepungan Tentara Merah.
Sayang, Laksamana Doenitz dan Jenderal Schorner yang hendak mereka tuju, ternyata sudah ditahan pasukan Sekutu.
Testamen itu dikubur di suatu tempat rahasia, tapi akhirnya tetap bisa dikuasai pasukan Sekutu setelah Berlin jatuh.
Sepanjang hari itu banyak hal terjadi di bunker. Sejumlah perwira minta izin meninggalkan bunker, dan disetujui Hitler.