Musim Penghujan, Temuan Ular di Gunungkidul Terbilang Minim
"Selama sebulan ini belum ada laporan warga terkait serangan ular," katanya dihubungi pada Rabu (17/02/2021) malam.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Penemuan ular kerap terjadi saat musim penghujan seperti ini.
Ular bisa jadi ancaman tersendiri bagi warga, mengingat bisa ditemukan dalam rumah.
Apalagi serangannya juga berpotensi membahayakan nyawa.
Kendati begitu, selama musim penghujan kali ini belum ada laporan serangan ular di Kabupaten Gunungkidul.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Gunungkidul, Agus Wibowo.
Baca juga: Peringatan Dini Bahaya Banjir, BPBD DIY Waspadai Kali Celeng Hingga Bendungan Kritis
"Selama sebulan ini belum ada laporan warga terkait serangan ular," katanya dihubungi pada Rabu (17/02/2021) malam.
Menurut Agus, biasanya warga baru melapor jika membutuhkan bantuan untuk membasmi ular tersebut.
Termasuk menelusuri sarang di dalam rumah.
Adapun penanganan ular biasanya diserahkan ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemadam Kebakaran (Damkar) Gunungkidul.
Ia pun belum mengetahui seperti apa tren serangan kasus ular sejauh ini.
"Itu perlu penelusuran lebih lanjut, tapi yang pasti belum ada permohonan bantuan dari warga untuk serangan ular," kata Agus yang juga saat ini menjabat sebagai Plt Kasubag TU Damkar Gunungkidul.
Minimnya laporan juga diungkapkan oleh Dino Ashar Setiawan, anggota dari Komunitas Gunungkidul Reptile Independent.
Bahkan ia menyebut ada penurunan kasus temuan ular.
"Bisa dibilang lebih banyak temuan ular di tahun sebelumnya," kata Dino melalui telepon.
Menurutnya, ada dua faktor penyebab kondisi tersebut. Selain faktor cuaca, kondisi biologis ular di musim tertentu turut berpengaruh.
Sebab menurut Dino, tahun lalu sedang musim menetas telur ular.
Lantaran musim penghujan, sarang berisi telur ular pun banyak ditemukan di dekat rumah warga.
Baca juga: PT TWC Siapkan SOP Dukung Candi Borobudur Sebagai Destinasi Wisata Spiritual Dunia
"Kenapa ular masuk ke rumah, karena sarangnya di alam terganggu oleh air hujan. Jadi dia mencari tempat yang lebih aman untuk bersembunyi," jelasnya.
Dino memperkirakan saat ini ular lebih banyak memilih membuat sarang di alam. Namun bukan berarti potensi masuknya ular tidak ada.
Itu sebabnya ia menyarankan warga tetap waspada. Jika menemukan ular di dalam rumah dan tidak bisa menangani secara mandiri, disarankan untuk mencari bantuan.
"Bisa dengan menghubungi petugas Damkar setempat atau ke rekan-rekan komunitas reptil yang ada di sana," kata Dino. (alx)