Ganjar Pranowo : Gerakan Jateng di Rumah Saja Bukan Lockdown

Ganjar Pranowo pun berujar tidak ingin menghukum rakyat di wilayah Jawa Tengah terkait gerakan 'Jateng di Rumah Saja' tersebut.

Editor: Muhammad Fatoni
Dok. Humas Pemprov Jateng
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menerima penghargaan provinsi terbaik dalam rangka penggerak keuangan inklusif nasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2021 yang digelar secara virtual, Jumat (15/1/2021). 

TRIBUNJOGJA.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menegaskan gerakan 'Jateng di Rumah Saja' sifatnya adalah ajakan, tidak ada sanksi. 

Ganjar Pranowo pun berujar tidak ingin menghukum rakyat di wilayah Jawa Tengah terkait gerakan tersebut.

Sebab menurut Ganjar, soal regulasi sebenarnya sudah ada dan konteks dari gerakan ini adalah membangun perilaku dan kesadaran.

“Kalau hukuman rasa-rasanya saya kok enggak mau menghukum rakyat saya ya. Tapi Jawa Tengah punya Perda (nomor 11) tahun 2013 itu sudah diatur, dan ini (gerakan Jateng di Rumah Saja) bicaranya adalah dua hal. Yaitu regulasi berjalan tetapi kesadaran juga terbangun,” jelasnya sesuai rilis yang diterima tribunjateng.com, Kamis 4 Februari 2021.

Jelang Jateng di Rumah Saja, Polres Magelang Kota Disinfeksasi Sejumlah Fasilitas Publik

Ada Gerakan Jateng di Rumah Saja, Pemda DIY Akan Antisipasi Arus Warga ke Yogyakarta

Apakah termasuk sinyal penerapan Lockdown?

Ganjar secara tegas menjawab tidak.

Menurutnya, gerakan ini adalah untuk menegakkan kembali disiplin protokol kesehatan yang menurun.

“Kita sedang belajar disiplin. Bukan lockdown. Karena faktanya kedisiplinan masyarakat sudah mulai menurun dan ini yang kita coba lalukan dengan cara lebih persuasif,” tandasnya.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam salah satu kesempatan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam salah satu kesempatan. (DOK. Humas Pemprov Jateng)

Hening Cipta

Dalam rilis itu Ganjar mengatakan, gerakan Jateng di Rumah Saja diharapkan jadi momen untuk warganya mengheningkan cipta.

Hening cipta itu ditujukan untuk tenaga kesehatan, tokoh agama, tokoh masyarakat hingga warga secara umum yang jadi korban COVID-19.

Ganjar berujar cerita Jateng di Rumah Saja sebenarnya sudah digaungkan sejak awal.

“Tidak mendadak. Cerita di rumah saja ini sudah sejak awal pandemi. Sekarang kita ingatkan lagi, sekaligus sebagai wujud empati kita pada tenaga medis, tukang gali kubur,” ucap Ganjar.

“Mereka nggak bisa memandikan bahkan melihat keluarganya yang meninggal (karena COVID-19) itu lho. Maka yuk kita hanya berkorban dua hari saja kok. Kita bantu para nakes itu untuk bisa barangkali sedikit saja bernafas,” ujarnya.

Ajak Warga Patuhi Protokol Kesehatan, Polres Klaten Kembali Bagikan 7.100 Masker

Dukung Program Jateng di Rumah Saja, Klaten Tiadakan Car Free Day, Objek Wisata Tutup

Kebijakan Jateng di Rumah Saja

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved