HUT ke-3, Forum Komunitas Sungai Sleman Jadikan Sungai sebagai Sahabat
Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS) yang beranggota 48 komunitas, berasal dari 16 sungai di wilayah Sleman, memperingati Hari Ulang Tahun
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Forum Komunitas Sungai Sleman (FKSS) yang beranggota 48 komunitas, berasal dari 16 sungai di wilayah Sleman, memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-3, dengan mengusung tema "Sungai Sahabat Semua Sahabat Sungai".
Melalui tema tersebut, diharapkan kepedulian warga yang bermukim di pinggir sungai kian akrab dengan sungai dan ikut terlibat aktif merawat, memelihara serta menjaga kelestarian sungai berikut biota dan vegetasi pelengkap ekosistem di dalamnya.
Pada peringatan HUT FKSS ke-3 yang dilaksanakan di Bantaran Kali Kuning, pada Senin (25/1), dilakukan pula pengukuhan pengurus FKSS periode 2021-2023, dengan ketua terpilih AG Irawan dari Komunitas Pelestari Kali Kuning, Sempu, Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
Struktur kepengurusan FKSS, terdiri dari pengurus inti sekretaris dan bendahara.
Baca juga: Sebanyak 187 Pengungsi Gunung Merapi Dipulangkan, Sekda Sleman: Jangan Lupa Citamasjajar
Baca juga: Prediksi Susunan Pemain Inter vs AC Milan di Perempat Final Coppa Italia
Lalu, Bidang Edukasi dan Konservasi. Bidang Persampahan dan Limbah. Didukung dengan Bidang Pengurangan Risiko Bencana. Juga Bidang Media Center.
Ketua Terpilih, AG Irawan mengungkapkan, keberadaan sungai bagi FKSS tak ubahnya seperti "nadinya" bumi.
Ibarat nadi manusia, jika terganggu atau tersumbat alirannya, maka akan menimbulkan ketidaknyamanan, bahkan penyakit ikutan.
Pun demikian dengan sungai. Jika air sungai mulai terganggu oleh sampah, limbah hingga terdesak oleh permukiman dan aktivitas manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan, maka akan mudah ditemui bencana.
Mulai dari pencemaran sungai, timbul bau tak sedap, banyak biota air dan ragam jenis ikan mati hingga banjir bandang, yang mengakibatkan korban jiwa serta harta benda.
Dari itu, menurut dia, merawat, memelihara dan menjaga kelestarian sungai butuh kemauan yang kuat sekaligus kerjasama dari semua pihak.
Pihaknya mengajak, untuk menjadikan sungai sebagai halaman depan, serta indikator kelestarian alam.
"Dari sungailah kita akan tahu bagaimana manajemen sebuah negara dijalankan. Jika di sungai masih ada sampah dan penuh buangan limbah domestik ataupun industri, ada kasur bekas, tikar rusak, kulkas bekas juga perabotan rusak yang masuk sungai. Maka sesungguhnya begitulah manajemen negara dijalankan. Belum tuntas hulu hingga hilir," terang AG Irawan.
Menurut dia, dari sungai pula artefak peradaban bisa dilihat. Tak heran, jika sejumlah penanda seperti candi, selalu berada di dekat sungai.
Hal itu menandakan, sejak jaman nenek moyang, keberadaan sungai menjadi vital dan penopang kehidupan. Baginya, menjadi sahabat sungai sama halnya merasakan sungai yang sakit karena tercemar.
Juga ikut berbangga, apabila aliran sungai lancar, lengkap dengan gemericik air yang jernih, dihiasi ikan-ikan serta semilir vegetasi pendukung ekosistem sungai.
