PSTKM
Penerapan PSTKM Tidak Berdampak Pada Jumlah Produksi Sampah di DI Yogyakarta
Dinas lingkungan hidup dan kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai masa penerapan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan
Penulis: Nanda Sagita Ginting | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja, Nanda Sagita Ginting
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas lingkungan hidup dan kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menilai masa penerapan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) yang dimulai pada Senin (11/01/2021) kemarin tidak mempengaruhi jumlah produksi sampah.
Kepala Balai Pengelolaan Sampah DLHK DIY, Fauzan Umar mengatakan, berdasarkan data di TPST Piyungan di hari pertama PSKTM menunjukkan tidak terjadi pengurangan ataupun sebaliknya.
"Sama saja ya tidak ada pengaruhnya. Kemarin sampah yang masuk ke TPA sekitar 600 ton. Jumlah tersebut, tidak jauh berbeda dengan hari normal sebelumnya," jelasnya kepada Tribun Jogja, pada Selasa (12/01/2021).
Baca juga: Pedagang Alun-Alun Utara dan Pasar Sethir Gelar Aksi di Balai Kota, Tolak Aturan PSTKM
Baca juga: UPDATE 12 Januari: Bertambah 10.047 Kasus Baru, Jumlah Total COVID-19 Indonesia Jadi 846.765 Orang
Pihaknya menambahkan, meskipun dilakukan pembatasan aktivitas namun potensi menghasilkan sampah tetap terjadi.
Karena, faktor menurun dan naiknya sampah dipengaruhi dari perilaku dan kesadaran masyarakat.
"Saya rasa untuk masalah sampah tidak linear bila dikaitkan dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat. Bagaimana pun jumlah produksi sampah dipengaruhi dari pola pikir dan kesadaran. Meskipun diterapkan PSKTM kalau masyarakat tetap konsumtif hasilnya sama saja," ujarnya.
Sehingga, dalam menanggulangi sampah diperlukan kerja sama semua belah pihak.
Baca juga: Inilah 4 Kelompok Orang yang Tak Boleh Mendapatkan Vaksin COVID-19
Baca juga: Sekda DIY Tetap Berikan Sanksi Bagi ASN Yang Tak Penuhi Target Kerja Selama WFH
Agar polemik sampah di wilayah Yogyakarta bisa teratasi.
"Ini (masalah sampah) tanggung jawab bersama bukan satu atau dua pihak saja. Karena, kan sampah itu berasal dari kita (masyarakat) jadi banyak tidaknya sampah ditentukan cara menyikapinya," ujarnya.
Apalagi, kondisi TPA yang sudah over load dan tidak dapat lagi menampung sampah dari masyarakat.
Ditambah, terbatasnya jumlah alat berat yang beroperasi semakin membuat kondisi sampah di TPA menjadi menumpuk.
"Sejak kemarin sudah terjadi antrean sampah lagi di TPST Piyungan hingga hari ini. Soalnya, alat berat yang layak beroperasi hanya satu yakni ekskavator. Sedangkan, 4 bulldozer lainnya mengalami kerusakan," urainya. (ndg)