Vaksin Covid

Tak Asal Suntik Vaksin Covid-19, Epidemiolog UGM Jelaskan Tahapan dan Prosedur Penting Ini

Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Riris Andono Ahmad mengatakan pentingnya

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah
Anggota Tim Perencanaan Data dan Analisis Gugus Tugas Covid-19 DIY, Riris Andono 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puluhan ribu dosis vaksin Covid-19 telah tiba di DIY.

Direncanakan, tenaga kesehatan adalah pihak pertama yang akan mendapatkan intervensi vaksin tersebut. 

Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, dr Riris Andono Ahmad mengatakan pentingnya komunikasi risiko yang konsisten dari pihak pemerintah dalam hal pemberian vaksin. 

Dengan begitu, kepercayaan masyarakat pada vaksin Covid-19 akan tumbuh. 

Baca juga: Kisah Bripka Tri Asih, Bhabinkamtibmas Perempuan di Bantul yang Sukses Budidayakan Nanas Bagong

Baca juga: Gejala Awal Covid-19 dan Tiga Gejala Baru Covid-19, Waspadalah

"Saya rasa lebih pada komunikasi risiko pemerintah itu yang konsisten. Jadi tidak berubah-ubah dan membingungkan. Tidak bertabrakan. Misalnya, BPOM sekarang tidak boleh menyuntik, jadi orang bingung," ujarnya saat dihubungi, Selasa (5/1/2021). 

"Harusnya pesan itu sejalan, tidak membuat bingung. Kalau pesannya membuat bingung kepercayaan masyarakat pada vaksin akan menurun," sambungnya. 

Ditanya terkait efektivitas pemberian vaksin Covid-19, Riris mengungkapkan vaksin memang memungkinkan memberikan dampak kekebalan seperti yang diinginkan, namun hanya jika diberikan sesuai protokol yang ada, baik protokol distribusi, protokol pemberian vaksin, aturan dosis, kapan memberikan, dan seterusnya. 

"Pemberian harus sesuai dengan aturan pabrikannya. Misalnya, rantai dinginnya harus -70 derajat celcius ya harus -70 kalau ingin seperti yang diinginkan. Untuk Sinovac -5 derajat celcius kalau tidak keliru," imbuhnya. 

Lebih lanjut, kata Riris, perlu dipastikan pula rantai dingin vaksin Covid-19 dapat dipenuhi.

Sehingga ketika sampai pada pengguna akhirnya masih memiliki potensi yang sama.

"Sinovac -5 derajat celcius kalau tidak keliru. Itu harus diperhatikan," ucap Riris. 

Adapun target pemberian vaksin, Riris menerangkan, perlu diprioritaskan kepada tenaga kesehatan yang bertugas di bagian pelayanan, baik rumah sakit dan puskesmas.

"Hari ke hari besar kemungkinannya (mereka) terpapar virus itu, baik di puskesmas maupun rumah sakit. Di dua tempat itu risiko penularan lebih besar," bebernya. 

Baca juga: Disnakertrans DI Yogyakarta Tolak Sebanyak 10 Perusahaan yang Ajukan Penangguhan UMK 2021

Baca juga: Masuk Fase Erupsi Baru, BPPTKG Belum Naikkan Status Gunung Merapi Menjadi Awas

Terpisah, Guru Besar Mikrobiologi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Tri Wibawa mengungkapkan belum mengetahui secara pasti terkait efek samping yang bisa muncul setelah seseorang diberi vaksin Covid-19 Sinovac. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved