Kisah Warga Klaten yang Bakal Terima Ganti Rugi Tol Yogya-Solo Rp1,5 M, Ingin Bikin Usaha Kos-kosan
Purnomo bercita-cita memanfaatkan uang ganti rugi tol itu untuk membuka usaha kos-kosan di daerah Salatiga dan Solo.
Penulis: Almurfi Syofyan | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Purnomo, seorang warga Desa Kapungan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten bakal diguyur uang ganti rugi sawah miliknya senilai Rp1,5 miliar.
Hal itu setelah lahan persawahan miliknya terdampak proyek Tol Yogyakarta-Solo.
Ia pun bercita-cita memanfaatkan uang ganti rugi tol itu untuk membuka usaha kos-kosan di daerah Salatiga dan Solo.
Pria berusia 55 tahun itu bercerita, jika sawah yang ia miliki di Desa Kapungan seluas 2267 meter persegi bakal diterjang Proyek Strategis Nasional (PSN).
Informasi itu, ia ketahui sudah sejak lama. Bahkan sejak tahap sosialisasi beberapa bulan yang lalu.
"Kalau sawah saya yang kena tol, sudah lama tahunya, tapi kalau soal luasnya baru hari ini, yakni ada 2267 meter persegi. Ini lahan sawah saya satu patok," ujar Purnomo saat berbincang dengan Tribun Jogja di sela-sela musyawarah ganti rugi pengadaan tanah tol Yogyakarta-Solo di desa tersebut, Selasa (1/12/2020).
Baca juga: 207 Bidang Tanah Warga di Desa Kapungan Klaten Terdampak Proyek Tol Yogyakarta - Solo
Baca juga: Kabar Terbaru Nilai Ganti Rugi Warga Terdampak Tol Yogyakarta-Solo
Purnomo menyebut jika lahan sawahnya dihargai panitia pengadaan tanah tol Yogyakarta-Solo sebesar Rp671 ribu per meternya.
Ia menyebut, harga itu telah melebihi harga normal tanah di desa itu per meternya.
"Di sini normalnya tanah basah itu sekitar Rp500 ribu permeternya. Sebenarnya saat menemani tim pengadaan tanah saya berharapnya tanah di desa ini diganti Rp750 per meter, tapi saya tetap sepakat dengan harga yang ditawarkan," ucap ayah dua putra itu.
Menurut Purnomo, uang senilai Rp1,5 miliar yang akan ia terima dari hasil ganti rugi sawahnya itu akan dimanfaatkan untuk membuka usaha kos-kosan.

Ia menilai, usaha kos-kosan itu cukup menjanjikan untuk penghasilan di masa depan.
"Uang ganti rugi sawah ini akan saya pakai untuk beli kos-kosan di dekat kampus Satya Wacana Salatiga dan UMS Surakarta," ucapnya.
"Saya buat dua kos-kosan ini karena anak saya kan dua, jadi mau dibagi satu-satu," ucapnya.
Lebih jauh, kata Purnomo, kos-kosan uang akan dia buat yakni masing-masingnya 8 kamar dengan kamar mandi di dalam.
Meski bakal membuka usaha kos-kosan, Purnomo menegaskan jika dirinya akan tetap menjadi petani di Desa Kapungan itu.
Baca juga: Warga 2 Desa di Klaten Terima Pembayaran Ganti Rugi Lahan Terdampak Tol Yogya-Solo hingga Rp2,7 M
Baca juga: Kisah Darusalam, Warga Klaten yang Pekarangannya Terdampak Tol Yogyakarta-Solo Seluas Satu Meter