Penderita Diabetes Sebaiknya Rutin Cek Kadar Gula Darah Selama Pandemi COVID-19, Ini Sebabnya

Penderita Diabetes sebaiknya wadpada dan disiplin menjaga kadar gula darah, apalagi selama pandemi COVID-19.

Editor: Rina Eviana
SHUTTERSTOCK/Proxima Studio
Ilustrasi 

Tribunjogja.com -Penderita Diabetes sebaiknya wadpada dan disiplin menjaga kadar gula darah, apalagi selama pandemi COVID-19.

Sebab Diabetes Melitus merupakan penyakit penyerta atau komorbid pasien COVID-19 yang berbahaya. Apalagi jika usia pasien sudah lanjut, risiko kematiannya akan meningkat.

Penyandang Diabetes diminta untuk lebih waspada dan disiplin menjaga kadar gula darah selama pandemi agar kondisinya sehat dan mencegah komplikasi.

Ilustrasi luka diabetes di kaki
Ilustrasi luka diabetes di kaki (Shutterstock/ROOMPHOTO)

Hal itu berarti pasien harus rutin mengonsumsi obat, melakukan pola makan sehat, serta mengontrol kadar gula darahnya.

Kendati demikian, mayoritas masyarakat masih takut untuk mengunjungi rumah sakit selama pandemi.

Dalam survei MarkPlus Industry Roundtable edisi ke-20 disebutkan, 71,8 persen responden tidak pernah mengunjungi rumah sakit atau klinik sejak adanya COVID-19.

Karena tidak pernah kontrol ke dokter, banyak pasien yang gula darahnya tinggi. Pasien pun makin rentan selama pandemi.

“Sebenarnya pemerintah sudah memberikan kelonggaran bagi penyadang penyakit tertentu untuk datang ke fasilitas kesehatan. Pasien yang berisiko bisa diwakili keluarga, asalkan bukan pasien baru. Pemerintah juga memberikan pengobatan untuk dua bulan sehingga kunjungan menjadi lebih jarang,” kata Prof.Dr.dr.Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Ketua Umum Perkumpulan Endrokrinologi Indonesia.

Anggota Komisi IX DPR, Dr Netty Prasetiyani, M.Si, mengatakan pemerintah perlu melakukan inovasi pelayanan publik untuk pasien Diabetes di Puskesmas dengan cara memperkuat berbagai pelayanan dasar.

“Pelayanan minimal yang harus adalah adalah deteksi dini diabetes, cek gula darah, dan memastikan ketersediaan obat-obatan antidiabetes, termasuk Insulin,” kata Netty.

Baca juga: Kandungan Nutrisi dan Khasiat Daun Kelor : Dari Obati Diabetes, Lawan Peradangan Hingga Nyeri Sendi

Selain itu melakukan langkah mitigasi, yakni bagaimana mencegah agar pasien dengan komorbid yang berisiko mengalami gejala sedang hingga berat saat terinfeksi COVID-19 bisa diminimalisasi.

“Edukasi juga harus terus dikedepankan sebagai salah satu upaya promotif dan preventif. SDM di Puskesmas bisa menggandeng komunitas-komunitas di masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya pengelolaan diabetes selama pandemi. Komunitas ini biasanya lebih didengar oleh masyarakat,” ujar Netty.

Angka kematian pasien dengan Komorbid capai 80-85 persen

Ilustrasi
Ilustrasi (SHUTTERSTOCK/Halfpoint)

Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengungkapkan angka kematian COVID-19 penderita komorbid dan lansia di Indonesia terbilang tinggi.

Dalam delapan bulan atau selama pandemi COVID-19 melanda Indonesia, angka kematian Covid-19 penderita komorbid mencapai lebih dari 80 persen.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved