Berita Kesehatan
Kandungan Nutrisi dan Khasiat Kumis Kucing yang Diklaim Bisa Obati Penyakit Ginjal
Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) atau dikenal pula dengan sebutan Java Tea sudah sejak lama digunakan untuk obati penyakit ginjal
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: Mona Kriesdinar
TRIBUNJOGJA.COM - Tanaman kumis kucing (Orthosiphon aristatus) atau dikenal pula dengan sebutan Java Tea sudah sejak lama digunakan dalam pengobatan tradisional.
Tanaman ini memang diyakini memiliki sejumlah khasiat meskipun perlu bukti ilmiah lebih banyak.
Sebagaimana dilansir WebMD, tanaman kumis kucing digunakan mulai dari bagian daun dan ujung batangnya.
Kumis kucing paling sering digunakan melalui mulut untuk mengobati berbagai kondisi saluran kemih, kandung kemih dan ginjal. Tetapi baru ada penelitian ilmiah terbatas untuk mendukung klaim penggunaan ini.
Baca juga: Kandungan Nutrisi dan Khasiat Daun Kelor : Dari Obati Diabetes, Lawan Peradangan Hingga Nyeri Sendi
Bagaimana cara kerjanya?
Java Tea dapat meningkatkan kehilangan air tubuh melalui urin (efek diuretik), menghentikan kejang, mengurangi pembengkakan, dan membantu melawan bakteri.
Kegunaan & Efektivitas?
- Tekanan darah tinggi.
- Infeksi pada ginjal, kandung kemih, atau uretra (infeksi saluran kemih atau ISK).
- Keluhan liver.
- Gangguan kandung kemih dan ginjal.
- Batu empedu.
- Batu ginjal.
- Encok.
- Osteoartritis.
- Sendi pegal (rematik).
- Kondisi lain.
Akan tetapi masih diperlukan bukti lebih lanjut untuk menilai efektivitas java tea untuk penggunaan ini.
Bagaimana cara kerjanya?
Kumis kucing dapat meningkatkan kehilangan air tubuh melalui urin (efek diuretik), menghentikan kejang, mengurangi pembengkakan, dan membantu melawan bakteri.
Namun perlu diperhatikan bahwa kumis kucing juga memiliki efek samping.
Disebutkan bahwa kumis kucing mungkin memiliki efek seperti pil air atau "diuretik".
Minum ramuan kumis kucing dapat menurunkan seberapa baik tubuh menghilangkan lithium. Ini dapat meningkatkan jumlah lithium dalam tubuh dan mengakibatkan efek samping yang serius.
Sehingga penting untuk mengkonsultasikan hal ini dengan penyedia layanan kesehatan.
Dosis