Status Siaga Gunung Merapi, Wisata Jeep Lereng Merapi Sepi Wisatawan
Status Gunung Merapi yang meningkat dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3), rupanya berdampak bagi pariwisata di sekitar Merapi.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Status Gunung Merapi yang meningkat dari Waspada (level 2) menjadi Siaga (level 3), rupanya berdampak bagi pariwisata di sekitar Merapi.
Salah satu yang terdampak adalah wisata Jeep lereng Merapi.
Pengelola Jeep Belantara, Eko Budianto mengatakan sejak pandemi Covid-19 wisatawan sudah mulai menurun.
Wisatawan mulai meningkat pada bulan Juli, Agustus, September lalu.
Namun wisatawan kembali menurun saat status Merapi Siaga.
Baca juga: Kisah Mak Keti, Nenek 75 Tahun yang Masih Bertahan di Lereng Merapi
Baca juga: Komunitas Ajak Masyarakat Yogya Paham Penggunaan Antibiotik dengan Benar
Baca juga: Daftar Besaran UMK 2021 di DIY Mulai dari Kota Yogya, Gunungkidul, Kulon Progo, Sleman dan Bantul
Ia menyebut penurunan bisa mencapai 90 persen.
Jika sebelum pandemi Covid-19, minimal satu Jeep bisa mengangkut satu rombongan wisatawan sehari.
"Juli buka, kemudian Agustus September mulai meningkat, paling tidak 50 persen. Tetapi setelah Siaga, ada penurunan 90 persenlah. Dulu itu setiap hari pasti ada yang membawa wisatawan. Ada 43 armada, dalam satu Minggu minimal sekali semuanya naik," katanya, Rabu (18/11/2020).
"Sekarang satu minggu cuma enam aja. Nggak tentu, tidak setiap hari ada wisatawan. Tetapi kemarin pas libur panjang lumayan," sambungnya.
Baca juga: Berikut Jadwal Vaksinasi Covid-19 di Indonesia, Kalangan Ini Jadi Prioritas Presiden Jokowi
Baca juga: BREAKING NEWS: Kembali Meroket, Hari Ini Tercatat 153 Kasus Baru Covid-19 di DI Yogyakarta
Baca juga: Ini Tanggapan Taman Nasional Gunung Merapi Soal Monyet yang Turun ke Permukiman Warga
Dengan adanya peningkatan status Merapi, pihaknya juga ikut menyesuaikan dengan kebijakan 5 kilometer.
Ia mengubah rutenya di radius jarak aman.
Ada beberapa destinasi yang harus dihilangkan, karena masuk di kawasan 5 kilometer, salah satunya petilasan Mbah Maridjan.
"Ya kami harus ikut dengan aturan itu, karena menjaga keselamatan wisatawan juga. Saat ini wisatawan masih dari keluarga, yang dari perusahaan atau sekolah tidak ada. Kami batasi empat orang saja, dan menggunakan protokol kesehatan,"ujarnya.
Saking sepinya wisatawan hanya ada beberapa Jeep saja yang diparkirkan. Beberapa sopir Jeep memilih untuk menambang manual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
"Ya cuma itu yang bisa dilakukan. Cuma yang selo (luang) saja. Beberapa ada yang nambang manual," tambahnya.
Baca juga: ANTONIO CONTE Blak-blakan soal Inter Milan, Chelsea, Juventus, Liverpool & Kapan Raih Scudetto
Baca juga: Berikut Daftar 10 Pemain dengan Gaji Tertinggi di Liga Italia, Cristiano Ronaldo Urutan Pertama
Terpisah, Ketua Pokdarwis Kaliurang, Bejo Wiryanto mengungkapkan jumlah wisatawan yang datang ke Kaliurang semakin sedikit. Bahkan sempat hampir mati, karena tidak ada wisatawan.
Menurut dia, banyak wisatawan yang tidak mengetahui jika destinasi wisata di atas 5 kilometer dari puncak Merapi masih dibuka.
"Kemarin Covid-19 sepi, dan sekarang ada kenaikan status, pengunjung semakin takut karena mereka denger dari orang lain. Taunya wisata di lereng Merapi tidak boleh dikunjungi, padahal yang tidak boleh radius 5 km," ungkapnya.
Ia menambahkan penurunan dialami oleh seluruh pelaku wisata, mulai dari penginapan,penjual oleh-oleh di Kaliurang, Jeep wisata, dan lain-lain.
"Penurunan drastis. Bahkan penjual di Kaliurang ada yang jualan di luar Pakemuntuk mencukupi kebutuhan sehari-hari," tutupnya. (maw)