Ki Geter Pramudji Tuai Pujian dari Penggemar Wayang Climen Ki Seno Nugroho

Dalang Ki Geter Pramuji Widodo menuai pujian dari para penggemar pergelaran wayang kulit dan fans almarhum Ki Seno Nugroho.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Tribun Jogja/ Yudha Kristiawan
Suasana doa bersama memperingati meninggalnya Ki Seno Nugroho, Senin (9/11/2020) malam 

Setelah itu, Semar menyampaikan 10 pitutur luhur, pesan tentang 10 sikap utama dalam hidup dan kehidupan.

Nasihat-nasihat Utama Semar Badranaya

Nasihat pertama, sikap hidup agar setiap orang rendah hati atau andhap asor. Orang tidak boleh merasa diri paling hebat dan tidak sombong.

Kedua, orang harus mampu memberi contoh dan teladan, supaya segala perilakunya memberi penerangan kepada orang lain.

Lalu di akhir wejangan, Semar Bodronoyo, mengingatkan, manusia itu harus beriman kepada Tuhan Yang Masa Esa secara sungguh-sungguh, spenuh hati dan jiwa.

Mengasihi sesama manusia seperti ia mencintai dirinya sendiri. Jika semua melaksanakan 10 laku utama hidup, dunia akan aman dan damai.

Secara khusus, Semar mengingatkan Boma dan Antareja, supaya menghormati orangtua. Mengunjingkan orangtua saja tidak boleh, apalagi melawan.

“Melawan orangtua itu hukumannya neraka, siksaan tidak akan hilang selamanya. Apakah kalian tidak tahu panasnya api neraka?” tanya Semar.

Pertanyaan Semar itu akhirnya menyadarkan Setija dan Antareja. Keduanya bersimpuh, meminta maaf kepada Semar dan Prabu Kresna dan Werkudara.

Semar kembali mengingatkan, sebaik-baiknya keberuntungan orang lupa atau tidak sadar, masih beruntung jika ia ingat dan waspada.

Sak bejo-bejone wong lali, isih bejon wong eling lan waspodo,” kata Semar. Ia menegaskan, orang yang menyesali perbuatannya, untuk lebih adilnya, ia harus diampuni.

Setijo dan Antareja meminta maaf ke Kresna dan Werkudara. Keduanya diingatkan supaya tidak mengulangi perbuatan, dan mempertimbangkan setiap langkah perilakunya.

Pentas ditutup adegan lucu saat tiba-tiba Petruk melesat keluar pendopo, menghadang Aswatama, yang beralasan mencari ayahnya, Begawan Durna.

Petruk menghajar dan mengusir Aswatama. Pasukan Trajutrisno yang semula hendak menyerbu Amarta, kabur kembali ke tempat asalnya.

Pentas wayang climen Wargo Laras akan istirahat selama beberapa hari, hingga melanjutkan pentas pada Sabtu, 28 November 2020.

Kali ini Ni Elisha Orcarus Alloso, dalang dan sinden asal Lambelu, Morowali, Sulawesi Tengah, akan tampil penuh mendalang.(Tribunjogja/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved