Mengenal Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 Beserta Efek Sampingnya

Berikut ini adalah beberapa jenis obat yang mungkin diperlukan oleh penderita Diabetes tipe 1 dan Diabetes Tipe 2 beserta efek sampingnya

Editor: Rina Eviana
Shutterstock
Ilustrasi 

1. Metformin

Baca juga: Paling Banyak Diderita, Inilah Gejala Khusus Penyakit Diabetes Tipe 2

Umumnya, metformin adalah obat pertama yang diresepkan untuk Diabetes Tipe 2.  

Obat ini bekerja dengan menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitivitas tubuh Anda terhadap insulin sehingga tubuh Anda menggunakan insulin lebih efektif.

Mual dan diare adalah kemungkinan efek samping dari metformin. Efek samping ini bisa hilang ketika tubuh Anda terbiasa dengan obat atau jika Anda minum obat.

Jika perubahan metformin dan gaya hidup tidak cukup untuk mengontrol kadar gula darah Anda, obat oral atau injeksi lainnya dapat ditambahkan. Contoh obat metformin, yakni Glucophage, Glumetza, dan lain-lain.

2. Sulfonilurea

Obat-obatan ini membantu tubuh Anda mengeluarkan lebih banyak insulin. Contoh obat yang termasuk golongan Sulfonolurea, yakni glyburide (DiaBeta, Glynase), glipizide (Glucotrol), dan glimepiride (Amaryl). Kemungkinan efek samping dari konsumsi obat ini, yaitu gula darah rendah dan penambahan berat badan.

3. Meglitinida

Obat-obatan ini, seperti repaglinide (Prandin) dan nateglinide (Starlix) bekerja seperti Sulfonilurea dengan menstimulasi pankreas untuk mengeluarkan lebih banyak insulin, tetapi obat-obatan tersebut bekerja lebih cepat, dan durasi efeknya dalam tubuh lebih pendek. Meglitinida juga memiliki risiko menyebabkan gula darah rendah dan penambahan berat badan.

4. Tiazolidinediones

Seperti halnya metformin, obat-obatan Meglitinida, termasuk rosiglitazone (Avandia) dan pioglitazone (Actos), membuat jaringan tubuh lebih sensitif terhadap insulin. Obat-obatan ini telah dikaitkan dengan penambahan berat badan dan efek samping lain yang lebih serius, seperti peningkatan risiko gagal jantung dan anemia. Karena risiko ini, obat-obatan ini pada umumnya bukan perawatan pilihan pertama.

5. Inhibitor DPP-4

Dipeptidyl peptidase-4 inhibitors (DPP-4 inhibitors) dapat membantu mengurangi kadar gula darah.

Contoh obat diabetes tipe 2 ini, yakni sitagliptin (Januvia), saxagliptin (Onglyza) dan linagliptin (Tradjenta). Inhibitor DPP-4 dilaporkan cenderung memiliki efek samping yang sangat kecil. Inhibitor DPP-4 tidak menyebabkan kenaikan berat badan, tetapi dapat menyebabkan nyeri sendi dan meningkatkan risiko pankreatitis.

6. Agonis reseptor GLP-1

Obat suntik ini berguna untuk memperlambat pencernaan dan membantu menurunkan kadar gula darah. Namun, penggunaannya sering dikaitkan dengan penurunan berat badan. Kemungkinan efek samping lainnya, termasuk mual dan peningkatan risiko pankreatitis.

Contoh obat Diabetes Tipe 2 ini, yakni Exenatide (Byetta, Bydureon), liraglutide (Victoza) dan semaglutide (Ozempic). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa liraglutide dan semaglutide dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang yang berisiko tinggi terhadap kondisi tersebut.

7. Inhibitor SGLT2

Obat-obatan ini mencegah ginjal menyerap kembali gula ke dalam darah. Sebaliknya, gula diekskresikan dalam urin. Contoh obat diabetes tipe 2 ini, di antaranya yakni canagliflozin (Invokana), dapagliflozin (Farxiga) dan empagliflozin (Jardiance).

Baca juga: Mudah Dilakukan, Berikut 12 Cara Mencegah Penyakit Diabetes Tipe 2

Obat-obatan dalam kelas obat ini dapat mengurangi risiko serangan jantung dan stroke pada orang dengan risiko tinggi terhadap kondisi tersebut.

Namun, efek samping dari obat Inhibitor SGLT2 dapat berupa infeksi jamur vagina, infeksi saluran kemih, tekanan darah rendah, dan risiko ketoasidosis diabetik yang lebih tinggi.

8. Insulin

Ilustrasi luka diabetes di kaki
Ilustrasi luka diabetes di kaki (Shutterstock/ROOMPHOTO)

Beberapa orang yang menderita Diabetes Tipe 2 membutuhkan terapi insulin.

Di masa lalu, terapi insulin digunakan sebagai upaya terakhir, tetapi hari ini sering diresepkan lebih awal karena manfaatnya.

Gula darah rendah (hipoglikemia) adalah kemungkinan efek samping dari insulin. Pencernaan normal mengganggu insulin yang diminum, jadi insulin harus disuntikkan.

Tergantung pada kebutuhan Anda, dokter mungkin meresepkan campuran jenis insulin untuk digunakan sepanjang hari dan malam.

Ada banyak jenis insulin, dan masing-masing bekerja dengan cara yang berbeda. Seringkali, orang dengan Diabetes Tipe 2 mulai menggunakan insulin dengan satu suntikan jangka panjang di malam hari, seperti insulin glargine (Lantus) atau insulin detemir (Levemir).

Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi obat Diabetes yang dijual bebas untuk menentukan perawatan paling tepat.

Baca juga: Cegah Sebelum Terlambat : Ini 6 Langkah Menurunkan Risiko Diabetes

Melalui pemeriksaan medis, dokter bisa menentukan jenis obat yang paling sesuai untuk kondisi Anda. Bersama dokter, Anda juga dapat memutuskan obat mana yang terbaik untuk Anda setelah mempertimbangkan banyak faktor, termasuk biaya dan aspek kesehatan lainnya.

Selain itu, konsulitasikan dengan dokter apabila obat Diabetes yang diresepkan menimbulkan efek samping yang mengganggu.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenis-jenis Obat Diabetes Tipe 1 dan Obat Diabetes Tipe 2"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved