Dinas Koperasi dan UMKM DIY Siap Suport Program Desa Mandiri Budaya

Dinas Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) siap merubah 10 desa yang kini diusulkan olah Paniradya Kaistimewan DIY

Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Tribunjogja/ Miftahul Huda
Kabid Pelayanan Kewirausahaan Koperasi UKM Dinas Koperasi dan UMKM DIY Wisnu Hermawan siap suport program desa mandiri budaya, Selasa (10/11/2020) 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dinas Koperasi dan UMKM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) siap merubah 10 desa yang kini diusulkan olah Paniradya Kaistimewan DIY untuk berdaya dari sisi preneur atau sisi potensi ekonomi yang ada.

Tujuan pemetaan potensi ekonomi tersebut supaya pergerakan ekonomi tidak berpusat di lingkungan perkotaan saja.

Kabid Pelayanan Kewirausahaan Koperasi UKM Dinas Koperasi dan UMKM DIY Wisnu Hermawan mengatakan desa preneur ditekankan untuk mengurangi ketimpangan dan kemiskinan di DIY khususnya di lingkungan pedesaan.

Beberapa hal yang ingin dicalau di antaranya menumbuhkan spirit masyarakat desa agar memiliki jiwa kewirausahaan dalam memanfaatkan potensi dimasing-masing desa. Baik itu berupa UMKM, Bumdes, hingga Koperasi.

Baca juga: Update Covid-19 di Klaten : 23 Pasien Dinyatakan Sembuh Hari Ini

Baca juga: Gunung Merapi Siaga, BPPTKG Yogyakarta Sebut Intensitas Guguran Meningkat hingga Selasa Petang Ini

Wisnu mengatakan, sebelum diberi suport dan pelatihan, sebelumnya pihak Dinas Koperasi dan UMKM DIY akan melakukan asismen terlebih dahulu.

Hal itu dilakukan untuk mengetahui sejauh mana sebuah desa mampu berkembang dan bergerak mandiri dari segi ekonomi.

"Nanti kami lakukan asismen, potensinya apa, ekonominya bagaimana. Nanti kan kelihatan apakah itu masih dalam tahap pertumbuhan, pengembangan atau sudah betul-betul siap," katanya, saat ditemui di Kepatihan, Selasa (10/11/2020).

Wisnu menambahkan, untuk tahap penumbuhan ekonomi, pihaknya berperan untuk menyadarkan masyarakat desa untuk melihat potensi di desa masing-masing.

Ia menekankan, tidak hanya dari sisi aspek UMKM dan Koperasi saja, ekonomi pariwisata juga akan ditekankan dalam hal pengembangan sebuah desa wisata.

Misalnya, lanjut Wisnu, di Desa Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul yang dikenal sebagai desa wisata Goa Pindul, nantinya dalam program ini pengelola dan masyarakat desa akan mendapat pelatihan berupa pengembangan potensi ekonomi.

Namun demikian, pihaknya tetap menemui kendala dalam upaya menyadarkan masyarakat terkait potensi ekonomi di sebuah desa.

Salah satunya, Wisnu menyadari masyarakat desa saat ini masih banyak yang bergerak secara individu.

Baca juga: Dinsos DIY Akan Evakuasi Penghuni Panti di Pakem dan Bimomartani Jika Terjadi Eskalasi Merapi

Baca juga: Penyelenggara Acara di DI Yogyakarta Wajib Terapkan Protokol Kesehatan

Sehingga potensi berkembang sebuah desa dirasa sulit. Padahal, untuk mengentaskan kemiskinan dan ketimpangan, menurutnya perlu adanya langkah bersama dalam merubah lalu lintas ekonomi dari hulu ke hilir.

"Kalau bicara ketimpangan, problemnya di perkotaan. Artinya ekonomi lebih tumbuh di kota. Nah tugas kami menumbuhkan gotong royong di desa yang sudah mulai tergerus individualisme. Ayo gotong royong, ayo maju bersama," ujar Wisnu.

Masih kata Wisnu, dari total desa di DIY yang mencapai 438 desa, ia mengakui jika masih banyak masyarakat desa yang belum berdaya.

Adanya desa mandiri budaya tersebut, diharapkan pergerakan ekonomi tidak tersedot di wilayah perkotaan.

"Makanya salah satu konsepnya bagaimana menjadikan pertanian sebagai agribisnis tidak dihilir tapi dari hulu juga. Mengolah kopi, atau apa pun supaya bisa dikemas menarik dan kualitas bagus," pungkasnya. (hda)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved