Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Sang Adiwira Untuk Mengenang Sri Sultan HB II
Keraton Yogyakarta hadirkan pameran bertajuk Sang Adiwira Sang Sultan Hamengku Buwono II, yang pada masanya memilih
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Kurniatul Hidayah
Laporan Reporter Tribun Jogja Miftahul Huda
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keraton Yogyakarta hadirkan pameran bertajuk Sang Adiwira Sang Sultan Hamengku Buwono II, yang pada masanya memilih untuk beroposisi dengan tentara Kolonial.
Keberanian dan kebaikan Sri Sultan HB II itu lah yang menjadi alasan pengambilan tajuk Sang Adiwira yang diartikan Adi bermakna baik atau becik, sementara Wira bermakna laki-laki, prajurit, kendel atau berani.
Pameran tersebut digelar mulai Kamis, 29 Oktober hingga Minggu, 30 Januari 2021 ini.
Ada sekitar 26 atribut yang mewarnai perjalanan sang Sultan mulai dari kisah awalnya naik tahta hingga kehidupan terakhirnya.
Dari Sri Sultan HB II inilah berkembang pula kesenian tari, sastra, hingga kesenian arsitektur yang seluruhnya dapat dinikmati hingga saat ini.
Baca juga: Ganggu Arus Lalin Selama Libur Panjang, Dishub Kota Yogya Bakal Tindak Kantong Parkir Liar
Baca juga: Hai Jomblo, Jangan Galau Bacalah Doa Ini Agar Cepat Mendapatkan Jodoh
Baca juga: Pengelolaan Limbah Medis Bekas Penanganan Covid di DI Yogyakarta Libatkan Pihak Ketiga
"Pada abad ke-18 pemerintahan Keraton Yogyakarta mengalami turbulensi kebudayaan. Dan periode Sri Sultan HB II ini kemudian menjadi catatan khusus dalam sejarah keraton Yogyakarta," kata tim kurasi Kawedanan Hageng Punakawan Nityabudaya Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Fajar Wijanarko ditemui di Keraton, Kamis (29/10/2020).
Ia menambahkan, beberapa atribut mulai busana kebesaran putra mahkota hingga Raja Yogyakarta pada era Sri Sultan HB turut dipamerkan, salah satunya busana beksan sekar Madura, yang secara langsung pada saat itu digunakan Sri Sultan HB II yang bernama lengkap Raden Mas Sundoro untuk menari bersama ayahnya Sri Sultan HB I.
Jika melihat lebih dekat, busana beksan sekar Madura memiliki corak kain berwarna merah dan putih, khas seperti warna identintik dari atribut busana orang Madura.
Lebih lanjut, Fajar mengatakan meski pandemi membuat rangkaian Hajad Dalem Sekaten atau miyos dan kondur gangsa, tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, Keraton Yogyakarta tetap mencoba memfasilitasi edukasi budaya dengan konsep berbeda yaitu melalui pameran Sang Adiwira Sri Sultan Hamengku Buwono II.
Sesuai tema besarnya, pameran ini akan banyak menghadirkan koleksi Museum Keraton Yogyakarta baik yang berasal dari masa Sri Sultan Hamengku Buwono II maupun benda-benda lain yang berkaitan dengan sultan kedua dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat ini.
Adapun benda-benda tersebut antara lain busana, batik, kristal, perak, porselen, hingga berbagai dokumentasi terkait karya seni, bangunan, serta militer.
Baca juga: Rute Penerbangan di YIA Ditambah pada Libur Panjang
Baca juga: Bergulir di Tengah Pandemi, Jogja 10K Terapkan Sistem Hybrid Virtual
Baca juga: Lakukan Razia Masker di Objek Wisata Air, Satpol PP Klaten Jaring 5 Pelanggar
Selain beberapa busana dan benda-benda bersejarah dari Sri Sultan HB II, pengunjung bisa mendapat pengetahuan baru terkait kisah Sri Sultan HB II yang berhaluan keras menjadi oposisi tentara Belanda sejak kepemimpinannya dimulai pada 1792 hingga 1812.
Pengunjung juga akan diajak menyelami kembali sosok Sri Sultan HB II dan peristiwa yang menyertainya.
Salah satunya gelombang politik yang terjadi pada tahun 1800-an.